Minyak Digoreng Konflik Geopolitik, Jalur Dagang Mulai Tergelitik

Bisnis.com,11 Mar 2022, 15:30 WIB
Penulis: Dewi Soemanegara
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA — Dinamika harga minyak mentah kian memanas pasca konflik geopolitik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Kondisi ini mengakibatkan jalur dagang minyak mentah dunia ikut tergelitik.

Presiden Rusia Vladimir Putin dalam keterangan pers (10/3/2022) mengatakan bahwa Rusia akan tetap memenuhi kewajiban kontraknya untuk memasok sepertiga gas di kawasan Eropa.

 “Jelas bahwa pada saat-saat seperti itu permintaan masyarakat terhadap kelompok barang tertentu selalu meningkat, tetapi kami tidak ragu bahwa kami akan menyelesaikan semua masalah ini sambil bekerja dengan tenang,” pungkas Putin, dikutip Jumat (11/3/2022).

Melansir data dari Bloomberg (10/3/2022), sederet perusahaan minyak terbesar di Eropa turut menghentikan pembelian kargo baru menyusul larangan impor minyak bumi yang diumumkan Inggris dan Amerika Serikat. Beberapa perusahaan itu di antaranya Shell, TotalEnergies, BP, dan Eni.

Sementara itu, China sebagai negara Asia pengimpor minyak terbesar dianggap berperan penting di jalur perdagangan minyak dunia. Pasalnya, pendapatan Rusia dari penjualan minyaknya dapat tertekan jika pemain lainnya mogok membeli minyak. Pasar global minyak mentah berisiko kekurangan pasokan minyak yang dibutuhkan.

Para ahli mengeluarkan spekulan adanya pengalihan rute aliran minyak bumi dunia. Skenarionya, Asia membutuhkan lebih banyak minyak dari Rusia, kemudian Eropa akan melakukan kompensasi dengan mengambil kargo minyak dari Timur Tengah. Hal itu dapat menjadi solusi ketersediaan pasokan minyak dunia.

 Melansir data dari Investing (10/3/2022) saham perusahaan minyak global kompak terkerek. Shell (SHEL) terpantau turun 0,04 persen. Sementara TotalEnergies (TTE) naik 0,24 persen. BP (BP) terpantau stagnan, dan Eni (ENI) juga terkoreksi 1,61 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Dwi Nicken Tari
Terkini