Aduh! Softbank Mendadak Resign dari Proyek Ibu Kota Baru, Kenapa?

Bisnis.com,12 Mar 2022, 11:50 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
CEO Softbank Group Corp. Masayoshi Son memberi salam dalam konferensi pers di Tokyo, Jepang, Rabu (12/2/2020)./Bloomberg-Kiyoshi Ota

Bisnis.com, JAKARTA - SoftBank Group memutuskan untuk membatalkan rencana berinvestasi di proyek ibu kota baru Indonesia.

Dalam keterangan resminya dikutip dari laman Nikkei Asia, Sabtu (12/3/2022), SoftBank mengumumkan pembatalan investasinya. Perusahaan yang didirikan oleh Masayoshi Son tersebut tidak merinci alasan pembatalan investasi.

Meski demikian, SoftBank tetap berkomitmen untuk mendukung pengembangan perusahaan rintisan di Indonesia.

“Kami tidak lagi berinvestasi pada proyek tersebut, tetapi kami akan tetap melanjutkan investasi di Indonesia melalui portofolio kami pada SoftBank Vision Fund,” demikian kutipan keterangan resmi tersebut.

Pada 2019 lalu, Presiden Joko Widodo mengumumkan rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta. Chairman dan CEO SoftBank Masayoshi Son ditunjuk menjadi salah satu anggota dewan pengarah (steering committee) untuk proyek ini, bersama dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.

Pada Januari 2020 lalu, Son telah bertemu dengan Jokowi di Jakarta untuk membahas proyek-proyek potensial di ibu kota baru tersebut. Kala itu, Son menyebutkan pihaknya tertarik untuk berinvestasi pada sektor smart city dengan teknologi mutakhir dan menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence.

Adapun, SoftBank juga merupakan investor pada startup di Indonesia seperti GoTo dan Grab yang berbasis di Singapura.

Sebelumnya, Pada 2020 lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengklaim SoftBank berminat menyuntik dana segar untuk pembangunan IKN mencapai US$ 100 miliar.

"Dia mendesak saya terus. Dia mau investasi sampai US$100 miliar. Bagi saya ini too good to be true," ujar Luhut pada awal Januari 2020 silam.

Menurut Luhut kala itu, nilai investasi yang ditawarkan Jepang tersebut terlalu besar. Ia mengatakan sejatinya nilai investasi US$25 miliar sudah cukup lantaran rancangan pemindahan ibu kota sudah berjalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini