Pertagas Bangun Infrastruktur Gas di Kalimantan dan Sulawesi

Bisnis.com,12 Mar 2022, 13:06 WIB
Penulis: Faustina Prima Martha
Ilustrasi/Antara-Irsan Mulyadi

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina Gas (Pertagas) selaku afiliasi dari Sub Holding Gas Pertamina akan mengembangkan infrastruktur penyaluran gas di Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan. Pengembangan penyaluran gas di Kalimatan Timur dilakukan dengan menggandeng PT Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) sebagai pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) MBTK yang berlokasi di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

Kerjasama antara Pertagas dan MBTK diresmikan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Kajian Bersama Penyediaan Pasokan & Infrastruktur Gas Bumi di Grha Pertamina pada hari ini Jumat, 11 Maret 2022. Nantinya, kebutuhan energi para tenant industri di dalam KEK akan disuplai oleh Pertagas dengan skema penyaluran gas pipa maupun LNG.

Direktur MBTK, Muhammad Ade Himawan menyambut baik kerja sama dengan Pertagas sebab suplai gas dan infrastrukturnya sangat dibutuhkan di dalam KEK.

"Sejak diresmikan pada 1 April 2019 hingga sekarang kami terus melakukan perbaikan manajemen operasional dan percepatan investasi, termasuk salah satunya penyediaan suplai gas. Kami bersyukur bisa bekerjasama dengan Pertagas sehingga dapat menjawab kebutuhan energi bagi calon tenant yang akan berinvestasi di kawasan," ungkap Ade, dikutip dari keterangan pers, Jumat (11/3/2022).

Wiko Migantoro, Direktur Utama Pertagas, menyatakan, Pertagas telah memiliki jaringan pipa gas yang memasok industri metanol, pupuk dan kelistrikan. Selain itu, Pertagas juga telah memasok gas ke Sambera lewat LNG Trucking. Pada tahun 2022 Pertagas juga bersiap membangun pipa transmisi gas ruas Senipah-Balikpapan.

"Pertagas siap membantu MBTK dengan suplai gas dan fasilitas infrastruktur pendukung agar KEK yang tengah di kembangkan MBTK dapat menarik minat industri untuk berinvestasi di Kalimantan Timur," terang Wiko.

Selain Kalimantan Timur, Pertagas juga berencana mengembangkan infrastruktur lain yaitu Power Plant berbahan bakar LNG kapasitas 500 MW (± 100 MMSCFD) di Luwu Timur, Sulawesi Selatan dengan menggandeng PT Global Nickel Indonesia (GNI). Kerjasama Pertagas dan GNI ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di Grha Pertamina pada Selasa, 8 Maret 2022.

Power Plant berbahan bakar LNG tersebut bertujuan memenuhi kebutuhan listrik smelter (fasilitas pengolahan hasil tambang) GNI di Luwu Timur. Selain itu, saat ini Luwu Timur tengah mengembangkan pembentukan kawasan industri yang nantinya kebutuhan energinya juga akan dipasok oleh Power Plant berbahan bakar LNG yang dibangun Pertagas.

Pembangkit ini nantinya tidak hanya digunakan untuk smelter GNI namun tetapi juga dapat berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan energi industri-industri di Sulawesi Selatan. Hal ini akan mendorong perkembangan ekonomi di Sulawesi Selatan.

Sebagai afiliasi dari Sub Holding Gas Pertamina, upaya Pertagas mengembangkan infrastruktur gas di Kalimantan dan Sulawesi ini sejalan dengan program Pertamina untuk mendukung pemerataan energi, termasuk pemanfaatan energi ramah lingkungan yaitu gas alam yang memiliki kandungan karbon dioksida paling rendah dibanding batu bara dan minyak bumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini