Bisnis.com, JAKARTA - PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) membukukan hasil investasi senilai Rp2,53 triliun sepanjang 2021. Perolehan hasil investasi tersebut meningkat signifikan dibandingkan 2020 yang tercatat minus Rp519,45 miliar.
Chief Marketing & Communications Officer Prudential Indonesia Luskito Hambali mengatakan, meski pandemi Covid-19 masih berlangsung, perekonomian mulai pulih. Potensi pemulihan ekonomi turut mendorong pergerakan pasar modal Indonesia.
"Terlihat dari penguatan Indeks Saham Gabungan [IHSG] hingga 10,1 persen. Pertumbuhan ini juga berdampak langsung terhadap hasil investasi Prudential di equity market," ujar Luskito kepada Bisnis, belum lama ini.
Selain itu, kata Luskito, Prudential juga selalu fokus berinvestasi di berbagai sektor yang cenderung resilien ketika pertumbuhan ekonomi melambat seperti konsumsi, kesehatan, dan komunikasi. Investasi pada sektor-sektor tersebut diharapkan dapat mengurangi volatilitas dan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.
"Sedangkan untuk investasi obligasi, kami mengkonsentrasikan dananya pada obligasi pemerintah yang lebih likuid untuk meminimalkan risiko dan pada saat yang bersamaan tetap efektif dalam meningkatkan kinerja ketika pasar pulih," katanya.
Berdasarkan laporan keuangan konvensional triwulan IV/2021 (unaudited), jumlah investasi yang dihimpun Prudential mencapai Rp60,62 triliun atau turun 4,46 persen dibandingkan 2020 yang mencapai Rp63,45 triliun.
Mayoritas dana investasi ditempatkan pada instrumen saham yang mencapai Rp32,64 triliun atau 53,84 persen dari total investasi di 2021. Kemudian, ditempatkan di reksa dana sebesar 31,09 persen, surat berharga negara (SBN) sebesar 10,94 persen, dan deposito berjangka 2,24 persen. Sisanya, ditempatkan di obligasi korporasi, penyertaan langsung, pinjaman yang dijamin dengan hak tanggungan, dan pinjaman polis.
Luskito menambahkan, hasil investasi secara keseluruhan juga dipengaruhi oleh kinerja dari dana investasi yang dipilih oleh masing-masing nasabah sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan mereka.
"Fluktuasi setiap dana investasi akan terus mengikuti pergerakan di pasar. Dalam jangka pendek, investasi dalam saham memiliki risiko fluktuasi, tetapi dalam jangka panjang saham diharapkan memberikan imbal hasil yang lebih optimal," kata Luskito.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel