Ini Asal Tanah yang Dibawa Gubernur Sumut Edy Rahmayadi ke Lokasi IKN

Bisnis.com,14 Mar 2022, 08:21 WIB
Penulis: Nanda Fahriza Batubara
Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi

Bisnis.com, MEDAN - Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi membawa dua kilogram tanah dan satu liter air ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Minggu (13/3/2022) malam.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo mengundang seluruh gubernur untuk mengikuti kemah di lokasi pembangunan ibu kota baru tersebut.

Para gubernur diminta membawa tanah dan air dari masing-masing daerah untuk nantinya dimasukkan ke dalam kendi yang terbuat dari tembaga.

Edy mengatakan, tanah dan air yang dibawanya berasal dari sekitar Pemandian Putri Hijau Namorambe, Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara. Lokasi ini terletak dekat dengan kediaman pribadi Edy yang berada di sekitar situs budaya Benteng Putri Hijau.

"Saya ambil dari Tanah Deli, karena itu pusat awal ibu kota Sumatra Utara, ada sejarahnya. Makanya saya bawa tanah dan air Deli, semoga memberikan kebaikan bagi ibu kota negara yang baru," kata Edy.

Edy pun mendoakan proses pembangunan IKN Nusantara berjalan dengan lancar tanpa hambatan.

"Insya Allah, itu berjalan dengan baik. Itu cita-cita, semoga membesarkan bangsa kita dan bangsa kita lebih dipandang lagi, serta menjadikan kebanggan seluruh rakyat Indonesia," katanya.

Kepala Biro Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Pemprov Sumatra Utara Basarin Yunus Tanjung mengatakan, tanah Deli memiliki nilai sejarah tinggi dan sudah tersohor sejak zaman kuno.

Tanah Deli dikenal subur dan cocok untuk berbagai tumbuhan bernilai ekonomi tinggi. Di antaranya untuk tembakau.

"Tembakau yang sangat dikenal dunia dahulu itu, tumbuh di tanah Deli, makanya namanya tembakau Deli. Seluruh dunia telah mengakui tembakau Deli, diekspor keluar negeri untuk jadi rokoknya orang-orang hebat di dunia," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini