GoTo IPO, Catatan Penting Kinerja Sang Raksasa Teknologi  

Bisnis.com,15 Mar 2022, 15:00 WIB
Penulis: Ahmad Thovan Sugandi
Mitra layanan ojek daring Gojek menunjukkan logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia yang beredar di media sosial di shelter penumpang Stasiun Kereta Api Sudirman, Jakarta, Jumat (28/5/2021). Sejumlah mitra pengemudi Gojek berharap mergernya dua perusahan ?startup? Gojek dan Tokopedia memberikan dampak positif bagi kalangan mitra dengan meningkatnya bonus dan insentif karena penggabungan tersebut telah meningkatkan nilai atau valuasi perusahaan./ANTARA FOTO-Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GoTo) membidik dana IPO mencapai Rp17,9 triliun. Beberapa catatan kinerja menarik disimak sebelum memesan. 

CEO Grup GoTo Andre Soelistyo menyebut, Indonesia adalah salah satu pasar dengan pertumbuhan terbesar dan paling menarik di dunia, sebagaimana tercermin dari ketahanan pasar modal Indonesia, di tengah volatilitas pasar global tahun ini.

"Kami berharap IPO GoTo akan menunjukkan kepada dunia peluang luar biasa yang ada di Indonesia dan di seluruh kawasan Asia Tenggara," ujarnya dalam acara Public Expose PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Selasa (15/3/2022).

Andre mengatakan, kekuatan bisnis GoTo terletak pasa ekosistem layanan on-demand, e-commerce, dan financial technology yang menghubungkan jutaan konsumen, mitra pengemudi, dan merchants. Ekosistem tersebut diklaim dapat mendorong kemajuan bagi semua orang di tengah pertumbuhan cepat ekonomi digital.

Di sisi lain, total potensi pasar di Indonesia yang tersedia (total addressable market/TAM) untuk Grup GoTo diklaim memiliki prospek pertumbuhan yang sangat signifikan di Indonesia. Pasar on-demand services diperkirakan akan tumbuh dari sekitar Rp77,8 triliun (USD5,4 miliar) pada tahun 2020 menjadi sekitar Rp259,2 triliun (USD18 miliar) pada 2025.

Adapun pasar e-commerce untuk barang fisik diperkirakan akan tumbuh dari sekitar Rp642,2 triliun (USD44,6 miliar) pada tahun 2020 menjadi sekitar Rp1.980,0 triliun (USD137,5 miliar) pada 2025.

Sementara itu, pasar financial technology services diperkirakan akan tumbuh dari sekitar Rp256,3 triliun (USD17,8 miliar) pada tahun 2020 menjadi sekitar Rp1.009,0 triliun (USD70,1 miliar) pada 2025.

Sebagai informasi, berikut adalah kinerja bisnis GoTo, di antaranya:

- Nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV) secara proforma sebesar Rp414,2 triliun (USD28,8 miliar) dalam dua belas bulan terakhir.

- Nilai pendapatan bruto secara proforma sebesar Rp15,1 triliun (USD1 miliar) dalam dua belas bulan terakhir.

- Nilai pesanan 2 miliar secara proforma dalam dua belas bulan terakhir.

- Lebih dari 55 juta pengguna bertransaksi secara tahunan (annual transacting user/ATU) secara proforma dalam dua belas bulan terakhir13

- Lebih dari 2,5 juta mitra pengemudi terdaftar, per 30 September 2021

- Lebih dari 14 juta pedagang terdaftar, per 30 September 2021

Andre menjelaskan, mengacu data RedSeer, pasar dalam negeri Grup GoTo di Indonesia berada di jantung Asia Tenggara, salah satu kawasan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, dengan perkiraan laju pertumbuhan majemuk tahunan (compound annual growth rate/CAGR) PDB sebesar 9,3 persem dari 2020 hingga 2025.

Dia menambahkan, Indonesia adalah negara dengan ekonomi terbesar di kawasan tersebut, dengan kontribusi PDB lebih dari USD1 triliun dan merupakan salah satu negara dengan prospek pertumbuhan tertinggi di kawasan ini.

Selain itu, Andre melanjutkan, populasi 274 juta jiwa menjadikan Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara dan terbesar keempat di dunia. Indonesia dan Asia Tenggara memiliki populasi muda dan sangat melek teknologi, dengan daya beli yang terus meningkat yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi digital. 

Meningkatnya permintaan layanan di seluruh ekosistem Grup GoTo, didorong oleh peningkatan adopsi digital di kalangan konsumen di Asia Tenggara. Menurut Andre, tren ini mampu menopang kinerja keuangan perusahaan yang kuat.

Angka GTV proforma GoTo menunjukkan tingkat pertumbuhan majemuk tahunan sebesar 46 persen antara 2018 hingga 2020, dan secara tahunan atau year on year (YoY) sebesar 62 persen per kuartal III (Q3) 2021 dibanding Q3-2020. Pendapatan bruto proforma juga naik 56 persen secara rata-rata tahunan antara tahun 2018-2020 dan 55 persen Year-on-Year per Q3-2021 dibanding Q3-2020.

GoTo telah menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek atau joint lead underwriters untuk IPO. Rincian IPO telah diumumkan pada acara Paparan Publik yang berlangsung hari ini, Selasa, 15 Maret 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini