IHSG Ditutup Melemah, Saham BBRI, TLKM, dan BBCA Masih Jadi Incaran Asing

Bisnis.com,15 Mar 2022, 15:14 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup bergerak ke zona merah pada perdagangan Selasa (15/3/2022).

Berdasarkan data BloombergIHSG masih parkir di atas 6.900 pada posisi 6.918,18. IHSG turun 0,49 persen atau 34,01 poin. IHSG sempat menyentuh level tertinggi 6.996,32 terendah 6.994,92.

Terdapat 155 saham menguat, 388 saham melemah dan 137 saham bergerak di tempat. Investor asing mencatatkan aksi net foreign buy Rp3,11 triliun di seluruh pasar.

Kendati melemah, investor asing masih mencatatkan aksi beli bersih atau net buy senilai Rp2,72 triliun. Investor asing tercatat mengincar saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar Rp886,11 miliar.

Menyusul di belakangnya, asing mengincar saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) sebesar Rp658,03 miliar, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp470,30 miliar dan saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebesar Rp127,31 miliar.

Adapun saham PT Trimitra Propertindo Tbk (LAND) menjadi salah satu saham dengan kenaikan terbesar, yakni naik 13 poin atau 21,31 persen ke level Rp74. Saham PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) menyusul dengan kenaikan sebesar 13,92 persen ke posisi Rp90 per saham.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan dalam risetnya menjelaskan pergerakan IHSG masih dibayangi tingginya inflasi serta kenaikan yield obligasi AS di tengah konflik di Ukraina. Harga komoditas sedikit terkoreksi meskipun masih dalam tren kenaikan.

Dennies sebelumnya memprediksi IHSG akan menguat pada perdagangan hari ini. Secara teknikal candlestick membentuk higher high dan higher low disertai kenaikan volume dengan stochastic yang melebar setelah membentuk goldencross. 

"Pergerakan masih dibayangi tingginya harga komoditas, di sisi lain, investor akan lebih konservatif jelang penetapan suku bunga di tengah pekan," jelas Dennies dalam risetnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini