Bisnis.com, JAKARTA — Bank Sentral Amerika Serikat (the Fed) diperkirakan akan menaikan suku bunga acuan pada pertemuan FOMC pada Rabu waktu setempat.
Analis Makroekonomi Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan the Fed akan menaikkan suku bunga acuan pertamanya sebesar 25 basis poin (bps).
“Hal ini dilakukan karena tekanan inflasi di AS semakin besar terlebih di tengah harga energi yang meningkat,” katanya kepada Bisnis, Rabu (16/3/2022).
BI pun akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur pada Kamis (17/3/2022).
Faiz memperkirakan, pada RDG bulan ini, BI masih akan mempertahankan suku bunga acuan pada level 3,5 persen.
Dia mengatakan, pada kondisi normal, BI akan lebih responsif terhadap penyesuaian suku bunga acuan the Fed karena dikarenakan transmisi ke nilai tukar rupiah cukup besar.
Namun, saat ini kepemilikan investor asing di SBN jauh menurun, terutama di tengah pandemi Covid-19, sehingga transmisi dari kenaikan suku bunga the Fed diperkirakan mengecil.
Terlebih lagi, kenaikan harga komoditas kata dia mendukung berlanjutnya tren surplus neraca perdagangan Indonesia sehingga pasokan dolar AS di dalam negeri pun cukup terjaga.
“Oleh karena itu, tahun ini saya rasa BI akan lebih fokus ke inflasi dan pemulihan domestik. Kita lihat inflasi domestik masih di batas bawah target BI pada kisaran 2 persen bulan lalu,” jelasnya.
Menurutnya, BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuan pada level 3,5 persen hingga ada tanda-tanda kenaikan inflasi secara fundamental dan berkelanjutan, serta pemulihan ekonomi yang terus berlanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel