Bisnis.com, JAKARTA - Imbal hasil surat utang Pemerintah Indonesia alami kenaikan bahkan sebelum adanya pengumuman dari Fed. Tercatat dari data ADB, imbal hasil SBN tenor 10 tahun naik 37.2 bps sejak awal tahun 2022 menjadi 6.75 persen.
Bhima Yudhistira, Direktur Celios (Center of Economic and Law Studies) melihat naiknya imbal hasil mengindikasikan risiko surat utang dalam tren meningkat.
"Investor juga menekan pemerintah untuk segera naikkan kupon surat utang SBN sebagai kompensasi atas naiknya suku bunga secara global," paparnya.
Dia menambahkan kenaikan suku bunga diberbagai negara bisa membuat beban masyarakat meningkat. Bhima menilai Bank Indonesia (BI) akan segera menyesuaikan suku bunga acuan.
"Tidak banyak opsi selain mengikuti arahan tren suku bunga dari The Fed," tegasnya. "Dikhawatirkan tanpa naikkan BI 7DRR maka capital outflow akan menekan stabilitas nilai tukar rupiah," sambung Bhima.
Adapun, efeknya, masyarakat akan melihat bunga KPR, kredit kendaraan bermotor dan pinjaman modal usaha yang akan meningkat sepanjang 2022.
Di sisi lain, indeks keyakinan konsumen (IKK) per Februari 2022 justru mengalami pelemahan.
Risiko pelemahan pertumbuhan ekonomi didalam negeri bisa kembali terjadi, dan proyeksi pertumbuhan sulit mencapai 5 persen.
Bhima juga mencatat BI akan mewaspadai inflasi bulan April yang tinggi selain karena masalah momentum Ramadhan juga karena penyesuaian tarif PPN menjadi 11 persen dan naiknya harga pangan yang continue, salah satunya minyak goreng.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel