Megawati Jadi Sorotan Usai Kritik Ibu-ibu Antre Minyak Goreng

Bisnis.com,19 Mar 2022, 13:27 WIB
Penulis: Rahmad Fauzan
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri saat berpidato pada hari ulang tahun (HUT) ke-49 PDIP, Senin (10/1/2022). JIBI/Bisnis-Nancy Junita

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri angkat bicara soal isu minyak goreng yang sedang panas di Tanah Air dalam beberapa waktu terakhir. 

Dalam acara diskusi virtual yang ditayangkan melalui YouTube pada Jumat (18/3/2022), elite PDI Perjuangan (PDIP) yang identik dengan kesan partai wong cilik itu mengaku dirinya sampai mengelus dada melihat antrean minyak goreng yang terjadi di sejumlah tempat. 

"Sekarang kita lihat soal hebohnya urusan minyak goreng. Saya sampai ngelus dodo. Bukan masalah enggak ada atau mahalnya harga minyak goreng. Saya sampai mikir, jadi tiap hari apakah ibu-ibu itu hanya menggoreng? Sampai sebegitu rebutannya," kata Megawati seperti dikutip Bisnis, Sabtu (19/3/2022). 

Selanjutnya, dia mempertanyakan apakah tidak ada alternatif lain dalam memenuhi kebutuhan dapur rumah tangga selain menggoreng. 

"Apakah tidak ada cara lain seperti misalnya merebus? Mengukus? Atau seperti merusak? Itu menu Indonesia lo", sambungnya. 

Pernyataan Megawati tersebut disampaikan di tengah mahalnya harga minyak goreng menjelang memasuki bulan puasa 2022.

Pada Kamis (17/3) lalu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo mencabut ketentuan pemerintah soal harga eceran tertinggi atau HET senilai Rp14.000 untuk minyak goreng kemasan dan curah.

Konsekuensinya, harga minyak goreng kemasan domestik bakal dikembalikan kepada harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dunia.  

Langkah itu diambil setelah pemerintah menerima keluhan produsen dan distributor minyak goreng yang merasa rugi besar akibat kebijakan HET tersebut.

Menurutnya, produsen minyak goreng mengalami kerugian yang cukup lebar lantaran diwajibkan untuk menjual dengan ketetapan HET. Sementara bahan baku sesuai domestic prices obligation atau DPO tidak berjalan efektif. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Edi Suwiknyo
Terkini