Pemprov Jateng Kesulitan Bebaskan Lahan untuk Kawasan Industri Brebes

Bisnis.com,21 Mar 2022, 19:03 WIB
Penulis: M Faisal Nur Ikhsan
Peni Rahayu, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, tengah memberikan paparan dalam Public Lecture G20 yang digelar Bank Indonesia pada Senin (21/3/2022)./BISNIS-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.

Bisnis.com, SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kesulitan membebaskan lahan untuk menyiapkan Kawasan Industri (KI) Brebes. Imbasnya, tak hanya rencana pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut yang bakal molor, namun pipa transmisi gas yang semestinya bisa melintas dari Semarang ke Brebes juga terancam batal. 

“Kita sangat kesulitan. Pertama, masalah lahan. Harga lahan begitu tahu ditetapkan sebagai kawasan industri langsung naik pesat,” jelas Peni Rahayu, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, dalam Public Lecture G20 yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah pada Senin (21/3/2022).

Dalam kesempatan tersebut, Peni menjelaskan bahwa pada tahun 2022-2023 nanti, akan dibangun jalur pipa transmisi gas Semarang-Cirebon. Diharapkan, jalur pipa gas tersebut bisa memenuhi kebutuhan industri hingga di Jawa Tengah. “Kita sebetulnya ingin sampai Brebes,” jelasnya. 

Dengan kendala pembebasan lahan tersebut, pemerintah telah mengevaluasi rencana pembangunan jalur pipa transmisi gas industri tersebut. Peni mengungkapkan bahwa bukan tidak mungkin pasokan gas industri hanya akan berhenti di Batang. “Ini tergantung dari KI Brebes, sehingga kami belum bisa menyampaikan,” jelasnya. 

Peni menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk menyelesaikan PSN tersebut pada tahun 2024 nanti. “Kami belum bisa menjamin Brebes di tahun 2024 bisa clear dan selesai, khususnya untuk penyediaan tanahnya,” jelasnya. 

Sebagai informasi, proyek jalur pipa transmisi tersebut semulanya diarahkan dari Cirebon ke Semarang. Namun, proyek yang dilelang Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) pada 2006 lalu itu sempat mangkrak pengerjaannya. 

Dalam catatan Bisnis, PT Rekayasa Industri (Rekind) menyerahkan konsesi proyek pipa transmisi Cirebon-Semarang kepada BPH Migas pada 2 Oktober 2020 lalu. Mangkraknya proyek tersebut salah satunya disebabkan oleh tariff angkut pipa atau toll fee yang tidak memenuhi nilai ekonomi yakni US$0,36 per MMBtu. Menurut perhitungan Rekind, tarif angkut pipa baru bisa memenuhi nilai keekonomian di US$0,8 per MMBtu. 

Proyek jalur pipa transmisi gas tersebut rencananya bakal dibangun dalam dua tahap. Tahap pertama bakal fokus pada pembangunan ruas Semarang-Batang. Panjangnya diperkirakan bakal mencapai 84 kilometer dengan anggaran dari pemerintah sebesar Rp1 triliun. Sementara itu, pada tahap kedua, proyek pipa transmisi gas bakal dibangun di ruas Batang-Cirebon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farodlilah Muqoddam
Terkini