AFPI Ungkap Simbiosis Mutualisme dari Kolaborasi Tekfin P2P dan Bank

Bisnis.com,21 Mar 2022, 15:55 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Ilustrasi pinjaman online. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Perbankan Tanah Air tampak mulai makin semangat menggandeng platform teknologi finansial pendanaan bersama alias peer-to-peer (P2P) lending sebagai mitra penyalur kredit. Apa penyebabnya?

Hal ini terbukti dari statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Januari 2022, di mana jumlah perbankan yang menjadi pendana (lender) institusi jumlahnya 156 entitas, memiliki outstanding di industri mencapai Rp4,8 triliun. Terdiri dari 83 bank umum dengan nominal outstanding Rp4 triliun lebih, sisanya dari 6 BPD dan 67 BPR menyumbang ratusan miliar.

Apabila dibandingkan dengan capaian Desember 2021, nilai ini tercatat tumbuh karena pada tutup tahun lalu hanya ada total 145 entitas bank dengan outstanding Rp4,46 triliun. Adapun, secara tahunan, nilainya jauh melejit karena per Januari 2021 baru ada 78 bank dengan outstanding Rp1,59 triliun.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Sunu Widyatmoko menjelaskan bahwa bagi perbankan, bermitra dengan tekfin sama saja memperluas cakupan penyaluran kreditnya ke segmen-segmen yang sebelumnya belum berani mereka sentuh, seperti UMKM, serta masyarakat unbanked dan underbanked.

"Kami sudah punya teknologi, credit scoring alternatif, dan kemampuan mitigasi risiko secara khusus. Jadi daripada bank mengeluarkan biaya pengembangan sendiri utuk menjangkau segmen masyarakat tersebut, lebih praktis bermitra saja dengan kami," jelasnya kepada Bisnis, Senin (21/3/2022).

Selain itu, bank bisa menarik 'cuan' yang lumayan dari penyaluran kredit via mitra P2P lending. Terakhir, prospek penyaluran kredit P2P lending yang notabene memiliki karakter nominal kecil dengan tenor singkat begitu kuat di era pandemi Covid-19, di tengah masih lesunya penyaluran kredit di segmen lain.

Adapun, dari sisi platform P2P lending yang digandeng, kepercayaan bank mencerminkan kredibilitas, dengan harapan bisa lebih dipercaya oleh masyarakat calon pengguna, baik sebagai lender maupun borrower.

Selain itu, hal tersebut juga akan berguna untuk meningkatkan kinerja, karena platform P2P lending hanya bertugas menyalurkan pendanaan dari lender perorangan dan institusi kepada borrower. Apabila permintaan borrower sedang tinggi-tingginya, lender institusi bisa diandalkan karena nominal pendanaan yang diberikan langsung besar di awal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Azizah Nur Alfi
Terkini