Harga Minyak Goreng Melonjak, Stok di Pasar Masih Seret

Bisnis.com,23 Mar 2022, 17:42 WIB
Penulis: Nyoman Ary Wahyudi
Sejumlah warga antre untuk membeli minyak goreng kemasan saat operasi pasar minyak goreng murah di Halaman Kantor Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (11/1/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) melaporkan distribusi minyak goreng curah dan kemasan masih belum optimal ke pasar tradisional. Konsekuensinya, harga minyak goreng yang dijual di pasar tertahan tinggi setelah pemerintah melepas harga eceran tertinggi atau HET minyak goreng kemasan pekan lalu.

Sekretaris Jenderal DPP Ikappi Reynaldi Sarijowan mengatakan harga minyak goreng curah dan kemasan yang tertahan tinggi itu mengakibatkan pedagang mengurangi volume jualan mereka. Biasanya saat harga minyak goreng curah Rp11.500, pedagang dapat berjualan hingga 50 kilogram.

“Sekarang dengan harga saat ini yang disubsidi pemerintah volume penjualan berkuran laporan pengurus di beberapa daerah ada kendala distribusi untuk dibawa ke beberapa titik pasar,” kata Reynaldi melalui sambungan telepon, Rabu (23/3/2022).

Berdasarkan data milik Kementerian Perdagangan per Selasa (22/3/2022), harga minyak goreng curah di tingkat eceran nasional sudah menembus Rp17.900 per liter atau naik 12,58 persen secara bulanan. Sementara itu, harga minyak goreng kemasan mencapai Rp25.000 per liter atau naik 44,51 persen jika dibandingkan dengan posisi bulan lalu.

Di sisi lain, harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dumai sudah berada di posisi Rp14.956 per kilogram atau naik 11,53 persen secara bulanan. Adapun, CPO Rotterdam tercatat sebesar US$1.445 per ton atau naik 10,31 persen dari bulan lalu.

Kendati demikian, stok minyak goreng tercatat 628,8 ribu ton atau dapat bertahan hingga 1,49 bulan. Perinciannya, stok minyak goreng yang dimiliki produsen anggota GIMNI sebanyak 628.300 ton dan Perum Bulog sebesar 581,91 ton.

“Yang paling penting sebenarnya distribusi merata di seluruh pasar agar harga-harga bisa berkompetisi semua merk atau curah harus banjir di pasar kalau mau harga turun,” kata Reynaldi.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga hartarto menegaskan langkah pemerintah untuk mencabut ketentuan domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO) bahan baku minyak goreng menunjukkan sinyal positif untuk pasar domestik.

Langkah pemerintah untuk mencabut aturan itu dibarengi dengan kebijakan anyar yang menaikkan tarif pungutan ekspor atau PE atas crude palm oil (CPO) dan produk turunannya hingga harga CPO di atas US$1.500 per ton.

“Saat DMO-DPO dan perang Rusia-Ukraina harga CPO naik, begitu kebijakan ini kita keluarkan kemarin harga CPO langsung turun, ini respon pasar, kebijakan yang diambil ini sudah pada track yang benar,” kata Airlangga saat bertemu perwakilan media, Jakarta, Jumat (18/3/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini