Dedieselisasi Bisa Kurangi 67 Ribu Kilo Liter Konsumsi BBM

Bisnis.com,23 Mar 2022, 10:19 WIB
Penulis: Faustina Prima Martha
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Guna mencapai target net zero emission pada 2060 serta mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025, PT PLN (Persero) berkomitmen mengurangi penggunaan bahan bakar fosil melalui program dedieselisasi.

Dedieselisasi akan dilakukan dengan cara mengkonversi PLTD menjadi PLTS dan pembangkit listrik tenaga baterai (battery energy storage system/BESS).

Berdasarkan RUPTL, target pembangunan EBT PLN mencapai 51,6 persen atau sebesar 20,9 GW pembangkit baru EBT yang antara lain terdiri dari Hydro Power 10,4 GW, Geothermal Power 3.4 GW, Solar Power 4.7 GW, dan EBT lainnya sebesar 2.5 GW. Pengembangan 4,7 GW PLTS sendiri sudah termasuk didalamnya program konversi PLTD ke PLTS secara hybrid.

Direktur Mega Proyek dan EBT PLN Wiluyo Kusdwiharto memaparkan progres PLN dalam program dedieselisasi. "Program konversi ini PLTD akan dilakukan dengan dikonversi hybrid dan baterai. Konversi ini untuk daerah remote dan tidak memiliki sumber EBT lainnya. Dalam tahap 1, sebanyak 212 MW PLTD akan dikonversi menjadi hybrid PLTS dan BESS," urai Wiluyo dalam seminar Renewable Energy Technology as Driver for Indonesia's De-Dieselization, Rabu (23/03/2022).

Konversi PLTD ke EBT akan dilakukan utamanya di daerah-daerah yang isolated sehingga jauh dari grid PLN, dan tidak memiliki sumber energi baru terbarukan alternatif lainnya.

Dalam tahap I direncanakan sekitar 212 MW PLTD di sekitar 183 lokasi akan di konversi menjadi PLTS dan BESS.

Lebih lanjut, sambung Wiluyo, program dedieselisasi memiliki kebermanfaatan secara ekonomi dan lingkungan.

"Dengan konversi PLTD ke pembangkit tenaga EBT, dapat menurunkan pemakaian BBM sebesar 67 ribu kL, menurunkan emisi CO2 sebesar 0,3 juta ton CO2e, serta meningkatkan bauran energi EBT sebesar 0,15 persen," urai Wiluyo.

Sebagai catatan, pada tahun 2020, jumlah konsumsi BBM untuk menggerakkan PLTD milik PLN sebesar 2,7 juta Kl atau setara 16 triliun rupiah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Kahfi
Terkini