BI: Uang Beredar Tumbuh 12,5 Persen Jadi Rp7.672,4 Triliun per Februari 2022

Bisnis.com,24 Mar 2022, 11:55 WIB
Penulis: Ni Luh Anggela
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tetap tumbuh positif pada Februari 2022.

Berdasarkan Laporan Analisis Uang Beredar, BI mencatat posisi M2 pada Februari 2022 sebesar Rp7.672,4 triliun atau tumbuh 12,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Kendati demikian, posisi tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada Januari 2022 sebesar 12,8 persen.

"Perlambatan M2 terutama disebabkan oleh melambatnya uang kuasi," tulis BI dalam laporannya, Kamis (24/3/2022).

Adapun uang kuasi dengan pangsa 44,0 persen dari M2 tercatat sebesar Rp3.374,5 triliun pada Februari 2022 atau tumbuh 5,9 persen yoy, lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya yakni sebesar 7,8 persen yoy.

Perlambatan uang kuasi terjadi pada seluruh komponen, baik simpanan berjangka, tabungan lainnya maupun giro valas.

Di lain sisi,komponen M1 dan surat berharga selain saham tumbuh positif sehingga menahan perlambatan M2 lebih dalam.

BI mencatat M1 dengan pangsa 55,7 persen terhadap M2 tumbuh lebih tinggi, 18,3 persen yoy pada bulan laporan dari bulan sebelumnya yakni 17,1 persen yoy.

Peningkatan terjadi pada uang kartal dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

Dalam rinciannya, peredaran uang kartal pada Februari 2022 tercatat sebesar Rp796,1 triliun atau tumbuh 14,0 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, yakni 7,4 persen yoy.

"Peningkatan kartal sejalan dengan meningkatnya kebutuhan kartal masyarakat pada momentum long weekend di akhir bulan Februari 2022," tulis laporan tersebut.

Sementara itu, tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 48,6 persen terhadap M1, tercatat sebesar Rp2.078,6 triliun pada posisi laporan atau tumbuh 13,7 persen yoy meningkat bila dibandingkan Januari 2022 yaitu 12,5 persen.

Tingginya pertumbuhan M1 sedikit tertahan oleh giro rupiah. BI mencatat giro rupiah yang tumbuh 28,8 persen yoy pada Februari 2022 lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yakni 31,9 persen yoy.

Sejalan dengan perlambatan giro rupiah, BI mencatat dana float (saldo) uang elektronik juga melambat.

Dana float (saldo) uang elektronik tercatat sebesar Rp10,5 triliun tumbuh 36,9 persen yoy, lebih rendah dari Januari 2022 yaitu 39,0 persen yoy. Adapun pangsa dana float (saldo) uang elektronik terhadap M1 pada posisi laporan sebesar 0,2 persen.

Kemudian, dalam laporannya komponen surat berharga selain saham dengan pangsa 0,3 persen terhadap M2 tumbuh 17,5 persen yoy. Ini sehubungan dengan perkembangan kewajiban akseptasi bank terhadap sektor swasta domestik, sertifikat deposito dan obligasi dengan jatuh tempo di bawah 1 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini