Bisnis.com, JAKARTA – Chalit Tayjasanant secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Bank Permata Tbk. (BNLI). Keputusan pengunduran diri tersebut akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS.
Sekretaris Perusahaan Bank Permata Katharine Grace mengatakan bahwa berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK), perseroan telah menerima surat pengunduran diri Chalit Tayjasanant selaku Direktur Utama pada 22 Maret 2022.
“Keputusan atas permohonan pengunduran diri Bapak Chalit Tayjasanant dari jabatannya sebagai Direktur Utama perseroan akan dilaksanakan pada RUPS terdekat,” tulis Katharine dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Kamis (24/3/2022).
Chalit Tayjasanant ditunjuk sebagai Direktur Utama Bank Permata dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 27 April 2021. Chalit menggantikan Ridha D.M. Wirakusumah yang mengundurkan diri berdasarkan surat pada 18 Februari 2021.
Selama hampir setahun menakhodai emiten bank dengan kode BNLI ini, Chalit membawa perseroan meraup laba bersih sebesar Rp1,2 triliun atau naik 71 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) sepanjang tahun 2021. Aset juga tumbuh signifikan hingga 18,5 persen YoY.
Selain itu, penyaluran kredit tumbuh 6,2 persen yoy menjadi sebesar Rp125,5 triliun utamanya didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi sebesar 12 persen YoY dan pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar 22 persen secara tahunan.
Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah tumbuh 24 persen secara tahunan terutama ditopang oleh pertumbuhan tabungan dan giro sebesar 30 persen. Ini sejalan dengan strategi BNLI untuk fokus pada pertumbuhan simpanan nasabah dengan biaya dana yang lebih murah.
Dalam konferensi pers 15 Maret 2022, Chalit mengatakan pertumbuhan ini tidak terlepas dari dukungan pemegang saham pengendali, Bangkok Bank PCL, untuk memperkuat posisi BNLI sebagai satu dari 10 Bank Komersial terbesar di Indonesia berdasarkan nilai total aset.
Dia juga mengatakan bahwa dalam hal menyalurkan kredit, Bank Permata menjalankan prinsip kehati-hatian mengingat dampak pandemi yang masih terus berlanjut. Hal itu secara tidak langsung telah menyebabkan peningkatan risiko kredit inheren.
Hal ini tercermin dalam peningkatan rasio kredit bermasalah (NPL) gross pada Desember 2021 menjadi 3,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu 2,9 persen. Namun, rasio NPL net terjaga lebih baik menjadi 0,7 persen dibandingkan dengan 1 persen pada 2020.
Selain ditinggal Chalit, Bank Permata juga menerima surat pengunduran diri Suwatchai Songwanich selaku direktur perseroan pada 24 Februari 2022. Suwatchai menjabat sebagai Direktur Risiko Bank Permata berdasarkan keputusan RUPSLB pada 1 Desember 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel