Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. tengah mengkaji untuk terlibat dalam proyek metaverse. Jika perusahaan berkode saham BBTN itu bergabung, maka akan menyusul BNI, BRI dan Mandiri yang terlebih dahulu masuk ke dunia virtual tersebut.
Managing Director of IT & Operation BTN Andi Nirwoto mengatakan perseroan telah melakukan kajian untuk terlibat di metaverse. BTN melakukan beberapa hipotesis tentang manfaat metaverse terhadap bisnis perseroan, termasuk besaran investasi yang perlu digelontorkan.
“Kami ingin benar-benar mengkaji secara mendalam, tidak sekadar sebagai "fashion", agar teknologi yang kami manfaatkan bisa benar-benar memberikan manfaat nyata bagi bank,” kata Andi kepada Bisnis, Minggu (27/3).
Andi berpendapat kasus pemanfaatan (use case) yang tepat adalah faktor penting jika masuk dunia metaverse. BTN tidak serta merta masuk ke metaverse tanpa memperhatikan kematangan dari teknologi baru tersebut.
Secara umum, dalam prinsip perkembangan teknologi, khususnya teknologi digital seperti metaverse ini, ketika nasabah sebagai pemangku kepentingan utama bank, sudah mulai memanfaatkan, memiliki intensitas, atau mulai membentuk ekosistem, maka di teknologi tersebut memiliki prospek.
“Karena pada dasarnya bank harus tetap dapat adaptable terhadap cara-cara baru yang dilakukan nasabah tersebut,” kata Andi.
Senada dengan Andi, Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (Idiec) M. Tesar Sandikapura mengatakan ekosistem merupakan faktor terpenting dalam penerapan teknologi di sebuah korporasi.
Metaverse Indonesia berbeda dengan metaverse milik Facebook, yang berawal dari sosial media. Jumlah pengguna Facebook di dunia sudah mencapai 2,8 miliar pengguna menurut laporan Statista. Artinya, ketika Facebook mendirikan metaverse, berpeluang dihuni oleh miliaran pengguna Facebook.
Sementara itu Indonesia tidak memiliki sosial media lokal dengan basis pengguna sebesar Facebook, dan tidak ada hal yang mengharuskan masyarakat Indonesia menggunakan Metaverse Indonesia besutan WIR Group.
Tesar menyarankan sebelum meloncat ke metaverse, sebaiknya Indonesia memiliki aplikasi media sosial lokal terlebih dahulu, sehingga ketika metaverse dibangun, telah memiliki penghuni yang berpotensi dilayani oleh perbankan.
“Ekosistem yang terpenting,” kata Tesar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel