Cadangan Emas Rusia Tetap Berlimpah dan Aman, AS hingga Arab Saudi Kalah Banyak

Bisnis.com,28 Mar 2022, 11:29 WIB
Penulis: Nindya Aldila
Emas batangan/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral Rusia atau Bank of Russia telah meyakinkan bahwa semua cadangan emas dan mata uang asingnya tersimpan aman di brankasnya di wilayah negara tersebut.

"Semua emas dari cadangan emas dan mata uang asing kami ada di brankas Bank Rusia di wilayah negara kami," kata bank sentral, dikutip dari kantor berita TASS, Jumat (25/3/2022).

Menurut regulator, cadangan emas dan mata uang asing adalah instrumen yang dengannya Bank Sentral dapat melindungi ekonomi dari krisis eksternal. Dalam situasi sulit cadangan ini memastikan pembayaran utang mata uang, impor kritis, menstabilkan pasar forex.

"Menyimpan cadangan di dalam negeri atau membelanjakannya di dalam negeri berarti tidak memiliki cadangan, tidak ada perlindungan sama sekali dari krisis eksternal. Inilah cara hidup negara itu pada 1992-1999," kata Bank of Russia.

Saat negara terkena ancaman eksternal, ini menjadi krisis keuangan yang hampir tak henti-hentinya, regulator menjelaskan.

“Inilah sebabnya Bank Sentral berusaha untuk mengakumulasi cadangan di saat yang tepat dan membentuk struktur cadangan sehingga memungkinkannya untuk merespons berbagai jenis krisis,” kata Bank of Russia.

Dari data bank sentral per 28 Februari 2022, Rusia diketahui memegang cadangan emas yang nilainya setara dengan US$100 miliar hingga US$140 miliar. 

Rusia sendiri telah meningkatkan cadangan emasnya sejak tahun 2014 setelah AS memberlakukan sanksi atas invasi Rusia terhadap Crimea.

Jika dilihat dari data CEIC, tren kepemilikan emas Rusia memang terus meningkat sejak 2015 hingga saat ini. Posisi tertinggi mencapai US$144,58 miliar pada Agustus 2020. Adapun, menurut CEIC, posisi cadangan emas per Januari 2022 masih mencapai US$132,25 miliar. 

Nilai cadangan emas Rusia ini cukup besar, dibandingkan Indonesia yang hanya mencapaii US$4,83 miliar, Jepang US$51,94 miliar, Malaysia US$2,3 miliar, Singapura US$1,79 miliar, UEA US$3,24 miliar, AS sebesar US$11,04 miliar dan Ukraina US$1,54 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini