Bisnis.com, JAKARTA — Penguatan layanan digital menjadi salah satu fokus PT Bank Panin Tbk. (PNBN) pada tahun ini. Presiden Direktur Panin Bank Herwidayatmo mengatakan perusahaan akan terus menyiapkan infrastruktur baru untuk mendukung rencana bisnis perusahaan.
Hal tersebut disesuaikan dengan kekuatan perusahaan. “[Rencana tahun ini] Tetap fokus pada upaya pencapaian rencana bisnis yang ada, sesuai dengan kekuatan yang ada, serta termasuk penyiapan infrastruktur baru yang dibutuhkan,” kata Herwidayatmo kepada Bisnis, Minggu (28/3/2022).
Sementara itu per 2021, perusahaan mencatat laba bersih sebesar Rp1,82 triliun atau turun 41,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dibandingkan dengan capaian 2020, yakni Rp3,1 triliun.
Pada periode yang sama, kredit bank turun 3,9 persen dibandingkan dengan 2020, menjadi Rp124,84 triliun. Akan tetapi, kredit di segmen institutional banking naik 18,9 persen secara tahunan menjadi Rp24,9 triliun dari Rp21 triliun pada 2020.
Adapun kredit di segmen institutional banking meliputi kredit yang diberikan kepada lembaga keuangan dan BUMN.
Sementara itu, kredit di segmen korporasi dan komersial mengalami kontraksi di tengah perlambatan ekonomi, sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Bank Panin beralasan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit ke sektor ini.
Sementara itu, sepanjang 2021, Herwidayatmo mengatakan perusahaan berhasil menjaga likuidtas dengan baik. Hal itu tercermin dari peningkatan giro dan tabungan sebesar 7,2 persen yoy, menjadi total sebesar Rp60,5 triliun.
Dengan catatan tersebut, rasio dana murah (CASA) perusahaan pada 2021 naik menjadi 45,12 persen dari 39,4 persen pada 2020, dengan posisi LDR mencapai 88,05 persen, dan NSFR mencapai 144 persen.
Dari sisi permodalan, perseroan terus meningkatkan dan telah mencapai Rp45,4 triliun, dengan CAR yang terjaga sebesar 29,86 persen, meningkat dibandingkan dengan 2020 yang sebesar 29,58 persen.
Pada 2021, perseroan juga berhasil menjaga pengelolaan kualitas aset yang sehat melalui penerapan prosedur penilaian risiko yang sangat hati-hati dan teliti, serta mendorong pemulihan kredit yang direstrukturisasi menjadi normal kembali.
“Dengan upaya tersebut, NPL dapat dipertahankan di level yang aman,” kata Herwidayatmo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel