OJK Punya Senjata Baru, Bisa Deteksi Dini Kejahatan Perbankan

Bisnis.com,29 Mar 2022, 14:56 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Karyawan berada di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Jumat (17/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi meluncurkan OJK Suptech Integrated Data Analytics atau OSIDA sebagai kelanjutan dari peluncuran Roadmap Pengembangan Perbankan tahun 2020 hingga 2025.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Heru Kristiyana, menjelaskan OSIDA merupakan inisiatif pengawasan perbankan untuk membangun konsep pelaksanaan pengawasan yang inovatif serta sebagai game changer ke depan. 

Dengan adanya OSIDA, otomasi data analitik yang selama ini masih berada di area analisis deskriptif kini bergerak dan mencakup otomasi di area diagnostik, prediktif, serta analisis preskriptif guna memenuhi kebutuhan pengawasan offsite ataupun onsite. 

“Melalui pemanfaatan OSIDA diharapkan dapat lebih fokus pada analisis mendalam, melakukan tindak lanjut atas red-flag yang dihasilkan dalam pengambilan keputusan,” ujarnya dalam peluncuran secara virtual, Selasa (29/3/2022). 

Sebagai supervisory technology (suptech), OSIDA berfokus pada otomasi analisis data laporan Industri Jasa Keuangan (IJK) guna mendeteksi sinyal peringatan dini dan pemeriksaan kepatuhan, seperti indikasi awal kelemahan governance pada aktivitas bisnis bank, potensi fraud, manipulasi data, dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan. 

Heru menyampaikan tersedianya teknologi baru, seperti analisis data besar, kecerdasaan artifisial atau pemelajaran mesin memungkinkan pengawas melakukan analisis data secara komprehensif, terhadap seluruh populasi data pelaporan industri perbankan di OJK. 

“Dengan demikian, di dalam melakukan analisis, pengawas tidak hanya menggunakan metode sampling tetapi dapat melakukan analisis awal secara populasi,” kata Heru. 

Menurutnya, penerapan OSIDA merupakan bagian dari pengembangan suptech yang saat ini intensif dilakukan oleh seluruh otoritas pengawasan industri jasa keuangan di seluruh dunia. 

Fungsi analisis data OSIDA saat ini mencakup Enterprise Data Warehouse Sektor Jasa Keuangan (EDW SJK) terintegrasi untuk mengolah data pelaporan BI-Antasena, dan Big Data Analytics untuk mengolah data pelaporan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK). 

Selain itu, OSIDA juga mencakup sistem Artificial Intelligence based control for Incompliance and Irregularity (Aicii) guna mengolah data pelaporan Bank Perkreditan Rakyat atau BPR melalui Aplikasi Pelaporan Online OJK (APOLO). 

Dalam tahap awal, skenario analisis OSIDA masih pada lingkup per individu bank dan seluruh industri perbankan. Heru menuturkan pengembangan OSIDA ke depan diharapkan dapat mengolah data pasar modal dan IKNB. Hal ini agar analisis dapat dilakukan lintas sektoral guna mendeteksi peningkatan risiko dari satu sektor ke sektor lain. 

Kapabilitas OSIDA juga akan dikembangkan untuk mengolah data tidak terstruktur dari sumber eksternal, seperti Reuters, media sosial, berita daring, dan lainnya. Ini diharapkan meningkatkan kemampuan OSIDA dalam memberikan wawasan mendalam terkait pengawasan. 

Heru menyatakan bahwa hasil olahan analisis OSIDA sudah dapat diakses oleh seluruh pengawas bank di Kantor Pusat, Kantor Regional dan Kantor OJK secara langsung melalui komputer pribadi atau notebook masing-masing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini