Inalum Targetkan Bisa Salurkan Dana CSR Rp37 Miliar Tahun Ini

Bisnis.com,30 Mar 2022, 09:02 WIB
Penulis: Farid Firdaus
Media visit ke Kantor Pusat Pabrik Peleburan Inalum, Kuala Tanjung, Batu Bara, Sumatra Utara, Selasa (29/3/2022)/Dok.Inalum.

Bisnis.com, Kuala Tanjung – PT Inalum (Persero) atau Inalum Operating menargetkan penyaluran dana tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) atau corporate social responsibility (CSR) hingga Rp37 miliar pada tahun ini.

SVP Dept. CSR Inalum Ismail Midi mengatakan, program TJSL perseroan fokus pada 10 kabupaten di sekitar wilayah smelter Inalum beroperasi, yakni Batu Bara, Simalungun, Tanjung Balai, Asahan, Samosir, Toba, Karo, Tapanuli Utara, Dairi, dan Humbang Hasundutan.

“Semula anggaran TJSL Rp25,9 miliar, ditambah dana pengembalian dari tahun sebelumnya, dan dana konservasi lingkungan, jadi Rp37 miliar untuk 2022,” jelas dia saat media visit ke Kantor Pusat Pabrik Peleburan Inalum, Kuala Tanjung, Batu Bara, Sumatra Utara, Selasa (29/3/2022).

Berdasarkan data Inalum, realisasi anggaran TJSL tersebut naik dari 2021 yang sebesar Rp15,86 miliar untuk total Sumatra Utara. Jika ditambah dengan realisasi di luar Sumatra Utara, maka kontribusi Inalum mencapai Rp16,39 miliar.

Inalum yang sadar wilayah operasionalnya bersinggungan langsung dengan alam, berperan secara aktif dalam menjaga kelestarian alam dan pengembangan masyarakat melalui peningkatan usaha dalam menjaga kelestarian alam khususnya Danau Toba melalui gerakan penghijauan.

Sebagai contoh, selama 26-29 Maret 2022, perseroan melakukan penanaman pohon di Daerah Tangkapan Air Danau Toba di Desa Paropo, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi, Sumatra Utara.

Sementara itu, dalam rangka pemberdayaan usaha mikro kecil menengah (UMKM) setempat, Inalum masih menjalankan pendanaan usaha mikro dan kecil sekalipun tingkat kolektabilitas masih rendah.

“Beberapa produk UMKM yang kami bina sudah bisa ke luar negeri, misalnya ekspor kain songket melayu ke Malaysia dan Brunei. Lalu ada kopi lintong, kopi gayo dan bandrek,” jelas Ismail.

Menurutnya, pandemi Covid-19 sempat menjadi tantangan dalam upaya pembinaan UMKM lantaran hampir seluruh sektor ekonomi terpukul. Namun saat ini beberapa UMKM binaan sudah bangkit, seperti usaha minum jahe yang omzetnya berhasil naik 200 persen dibandingkan saat pandemi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini