Gangguan Mobile Banking Mandiri (BMRI) dan BCA (BBCA), Bukti Layanan Digital Bank Punya PR Segudang

Bisnis.com,30 Mar 2022, 21:25 WIB
Penulis: Leo Dwi Jatmiko & Dionisio Damara
Mobile banking. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Jutaan transaksi digital terjadi setiap harinya pada 2021. Jumlah tersebut meningkat signifikan dibandingkan dengan 2020, dan diperkirakan terus meningkat seiring dengan adopsi internet di masyarakat yang berkembang pesat. 

Sebagai gambaran, DataReportal menyebutkan pada 2022, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta pengguna, bertambah 2,1 juta pengguna dibandingkan dengan Januari 2021. Tingkat penetrasi internet mencapai 73,7 persen dari total populasi Indonesia pada awal 2022. 

Sementara itu, laporan We Are Social menyebutkan pada Januari 2021, jumlah ponsel pintar yang beredar di Indonesia sebanyak 345,3 juta ponsel atau 125,6 persen dari total populasi, yang berarti bahwa sebagian masyarakat Indonesia memiliki lebih dari satu ponsel pintar. 

Jumlah pengguna internet yang besar dan penetrasi ponsel yang cepat berdampak pada transaksi digital, khususnya di sektor perbankan. Jutaan transaksi digital terjadi setiap harinya. 

Tidak heran bank-bank di Indonesia berambisi menggenjot layanan digital. Ada yang memilih jalan menjadi bank digital, ada juga yang memilih membangun super apps. 

Apapun strategi digital yang dipilih, nyatanya perbankan masih menyisakan banyak pekerjaan rumah perihal transformasi digital. Dalam hal ini, bank perlu mengelola operasional sistem dan menjaga kualitas layanan kanal digital agar dapat diandalkan oleh nasabah. 

Mengacu data Bank Indonesia (BI), nilai transaksi digital banking meningkat 62,82 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Januari 2022 dan naik 46,53 persen pada Februari. Jika diakumulasikan, nilai transaksi digital banking mencapai Rp 8.047,1 triliun sepanjang tahun berjalan. 

Pesatnya pertumbuhan itu menunjukkan bahwa terjadi perubahan perilaku masyarakat dalam mengakses layanan perbankan. Oleh sebab itu, dalam satu bulan terakhir, gangguan pada layanan digital bank-bank besar menjadi perbincangan di media sosial. 

Direktur Information Technology Bank Mandiri, Timothy Utama, mengatakan bahwa musuh besar dari teknologi adalah we don't know what we don’t know, kita tidak tahu yang tidak kita ketahui. Hal itu kemudian disikapi oleh perseroan dengan memperkecil ketidaktahuan tersebut.

Dia melanjutkan bahwa jika bicara teknologi, tentu akan selalu ada masalah meski semua pihak telah mempersiapkan infrastruktur terbaik. Menurut Timothy, tidak ada yang bisa menjamin sepenuhnya bahwa teknologi akan bebas dari masalah. 

“Tentunya dalam keandalan sistem, kami harus mempersiapkan semua background, infrastruktur, dan sebagainya. Namun, paling penting dalam hal ini, walaupun kami siapkan yang terbaik dan kemudian masalah datang, pertanyaannya adalah bagaimana kita memperbaikinya dan seberapa cepat pemulihannya tersebut,” ujarnya dalam webinar, Rabu (30/3/2022). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini