Pemulihan Ekonomi DIY Bisa Terakselerasi Ramadan dan Lebaran

Bisnis.com,31 Mar 2022, 14:42 WIB
Penulis: M Faisal Nur Ikhsan
Miyono, Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi DI Yogyakarta, saat memberikan paparan kepada wartawan pada Kamis (31/3/2022)./BISNIS-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.

Bisnis.com, YOGYAKARTA - Miyono, Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi DI Yogyakarta menyebut momen Ramadan dan Lebaran bakal memberikan dampak pemulihan ekonomi bagi wilayah tersebut.

"Salah satu momen baiknya, secara ekonomi, itu saat Lebaran. Yogyakarta ini akan penuh mobil dari Jakarta. Hanya masalah Omicronnya ini mudah-mudahan bisa [terkendali]," jelas Miyono pada para wartawan, Kamis (31/3/2022).

Miyono menjelaskan bahwa konsumsi rumah tangga sebagai elemen pembentuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menjadi ciri khas perekonomian DI Yogyakarta. Untuk itu, semakin banyak masyarakat yang datang ke wilayah tersebut, maka dampaknya bagi perekonomian akan semakin baik.

"Semakin banyak orang berkerumun, semakin banyak toko oleh-oleh dan warung kopi itu muncul maka ekonomi Yogyakarta akan tumbuh," jelas Miyono dalam acara Ngobrol Bareng Santai KPw BI Provinsi DI Yogyakarta yang digelar di Hotel Novotel Suites Malioboro Yogyakarta.

Secara umum, Miyono mengakui bahwa Indonesia tengah dihadapi dengan peluang peningkatan ekspor. Pasalnya, di tingkat global, terjadi kenaikan harga sejumlah komoditas. Seperti batu bara hingga minyak kelapa sawit. Namun demikian, kondisi tersebut tak banyak berdampak bagi perekonomian DI Yogyakarta.

"Ekspor memang kita dorong, dari pakaian seperti sarung tangan. Tetapi ekonomi Yogyakarta bukan itu. Tetapi [yang perlu] diperbaiki pariwisata, anak sekolah segera tatap muka. Pasti kos-kosan akan tumbuh lagi, warung kopi akan tumbuh lagi, Yogyakarta memang begitu," jelas Miyono.

Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta sendiri, bersama KPw BI Provinsi DI Yogyakarta, telah mengambil langkah untuk dapat memulihkan aktivitas perekonomian. Salah satunya dengan mengembangkan aplikasi Visiting Jogja untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

Untuk memastikan keamanan dan kenyamanan wisatawan, sertifikasi Cleanliness, Health, Sustainability, dan Environment (CHSE) juga terus didorong bagi pelaku industri perhotelan serta destinasi wisata.

Miyono tak memungkiri bahwa hingga hari ini, masih ada sejumlah tantangan yang dihadapi untuk benar-benar memulihkan perekonomian DI Yogyakarta. "Membatasi kerumunan saya pikir memang agak sulit. Tapi kita harus mengedukasi wisatawan untuk selalu menjaga Protokol Kesehatan," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini