Bisnis.com, JAKARTA - Ujung dari era serba 'murah-meriah' buat produk-produk sektor otomotif sudah di depan mata. Beruntung, tren meningkatnya penjualan kendaraan jelang lebaran masih bisa jadi andalan para pemain industri pembiayaan.
Sebagai gambaran, hal ini seiring mulai berlakunya tarif tarif pajak pertambahan nilai (PPN) 11 persen, serta berkurangnya besaran insentif pajak barang mewah (PPnBM) secara bertahap.
Belum lagi ditambah potensi mulai naiknya suku bunga perbankan, yang bakal memaksa para pemain industri multifinance alias leasing ikut mendongkrak bunga pembiayaan besutannya.
Pada saat yang sama, daya beli masyarakat terancam mulai lesu kembali akibat potensi lonjakan inflasi, serta mulai naiknya harga sebagian jenis bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno masih percaya bahwa permintaan pembiayaan masih akan moncer setidaknya satu bulan ke depan, didorong kebutuhan masyarakat akan mobilitas tinggi dan dorongan untuk berganti kendaraan.
"Pengaruh beberapa sentimen negatif tersebut saya kira tidak terlalu besar di periode jelang lebaran ini. Kecuali, pada saat yang bersamaan, pandemi masih mengakibatkan pembatasan mobilitas masyarakat dan larangan bepergian. Kalau sekarang ini kan, kendaraan jadi kebutuhan, ada urgensinya," ujarnya kepada Bisnis, Senin (4/4/2022).
Selain itu, Suwandi masih percaya bahwa pabrikan mobil, agen pemegang merek (APM), dan para multifinance yang bermain di kredit kendaraan, pada umumnya tidak akan melewatkan momentum peningkatan permintaan ini.
Mereka pasti masih akan getol menghadirkan diskon dan promosi, karena sekarang industri otomotif secara umum masih berada di fase kompetisi harga. Terutama mengambil momentum pemulihan ekonomi pascapandemi untuk menjaring konsumen seluas-luasnya.
Optimisme serupa diungkap grup perusahaan pembiayaan besutan Grup Astra (ASII), Astra Credit Companies (ACC) yang masih menargetkan pertumbuhan 15-20 persen (year-on-year/yoy) ketimbang capaian penyaluran pembiayaan tahun lalu di kisaran Rp26 triliun.
EVP Corporate Communication & Strategic Management ACC Arifianto Soendoro menjelaskan buktinya penyaluran pembiayaan bulanan pihaknya mulai kembali seperti periode normal.
"Beberapa bulan ini terlihat sekali pertumbuhannya. Sekarang, per bulannya ACC bisa kembali menyalurkan Rp2,2 triliun - Rp2,3 triliun. Oleh karena itu, ekspektasi kami belum berubah, seiring optimisme target penjualan mobil nasional oleh asosiasi yang di akhir 2022 nanti dibidik masih mampu mendekati 1 juta unit," ujarnya.
Direktur Utama PT BCA Finance Roni Haslim mengungkap hal serupa. Menurutnya, akibat dorongan permintaan pembiayaan jelang lebaran, industri leasing masih nisa bernafas lega, setidaknya dalam beberapa bulan mendatang.
"Secara historis, Ramadan selalu menjadi momen penjualan mobil tertinggi dalam setahun. Jadi kami sangat yakin April 2022 ini masih baik, setidaknya bisa 20 persen lebih tinggi ketimbang bulan-bulan biasa," jelasnya.
BCA Finance pun masih belum menurunkan ekspektasi target penyaluran pembiayaan baru menyentuh Rp28 triliun di sepanjang tahun ini, alias naik sekitar 14 persen (yoy) ketimbang capaian tahun lalu senilai Rp24,4 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel