Pangsa Pasar Asuransi Syariah Masih Rendah, Begini Kata Wapres Ma'ruf Amin

Bisnis.com,05 Apr 2022, 17:25 WIB
Penulis: Denis Riantiza Meilanova
Wakil Presiden Ma'ruf Amin hadir dalam peluncuran Prudential Syariah di Jakarta, Selasa (5/4/2022) / tangkapan layar.

Bisnis.com, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan terdapat empat kunci yang harus dipenuhi untuk mengoptimalkan industri asuransi syariah.

Dia menuturkan, sektor asuransi syariah merupakan bagian penting dalam pengembangan industri keuangan syariah. Kehadiran asuransi syariah diharapkan dapat mendukung terwujudnya pembangunan nasional yang berkelanjutan, menanggulangi kemiskinan, dan berkontribusi terhadap kecepatan pemulihan manakala terjadi bencana di Indonesia.

Selain itu, kehadiran jasa asuransi syariah, menurutnya, tidak hanya dibutuhkan oleh masyarakat, tetapi juga lembaga keuangan seperti perbankan syariah. Dengan konsep berbagi risiko, asuransi syariah dapat menjadi alternatif pengendali risiko yang dibutuhkan pelaku bisnis. Namun, sayangnya pertumbuhan asuransi syariah masih rendah.

"Pangasa pasar asuransi syariah relatif cukup rendah. Menurut OJK, pangsa pasar asuransi syariah baru mencapai 5,3 persen di akhir 2021, padahal pertumbuhan industri asuransi syariah sudah berjalan hampir 3 dekade," ujar Ma'ruf dalam peluncuran Prudential Syariah, Selasa (5/4/2022).

Masih rendahnya pangsa pasar tersebut membuat peluang pasar industri asuransi syariah masih sangat terbuka.  Oleh karena itu, menurutnya ada empat faktor kunci yang harus dipenuhi untuk mengoptimalkan perkembangan industri asuransi syariah.

Pertama, kualitas SDM. Ma'ruf mengatakan, sektor asuransi syariah dan industri keuangan syariah secara keseluruhan masih kekurangan SDM dengan kompetensi ekonomi dan keuangan yang paham prinsip-prinsip syariah. Menurutnya, ketersediaan SDM yang ahli di bidang syariah akan dapat memajukan industri ini melalui penciptaan produk-produk inovatif dan perluasan pangsa pasar baru.

Kedua, menjaga nilai-nilai syariah dalam menjalankan bisnis untuk menjaga dan meningkatkan keyakinan publik akan keunggulan produk jasa keuangan syariah dibandingkan konvensional.

"Ketiga, pemanfaatan instrumen investasi yang bersifat produktif. Langkah ini butuh kejelian untuk melihat potensi industri-industri syariah lainnya," katanya.

Selanjutnya, keempat adalah pemanfaatan teknologi digital. Dengan teknologi digital, sektor keuangan dan asuransi syariah dapat menyediakan layanan yang lebih cepat dan murah, sekaligus dapat menggaet konsumen generasi milenial.

"Terlebih nasabah asuransi, baik individu maupun bisnis, akan makin mengharapkan layanan yang personal dan mudah yang disesuaikan dengan kebutuhan," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Azizah Nur Alfi
Terkini