Ditopang Ekspektasi Pertumbuhan Ekonomi, Rupiah Menguat Pagi Ini

Bisnis.com,05 Apr 2022, 09:19 WIB
Penulis: Ika Fatma Ramadhansari
Uang dolar dan rupiah di salah satu money changer di Jakarta, Rabu (16/2/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terpantau menguat pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (5/4/2021). Bersamaan dengan itu, mayoritas mata uang di kawasan Asia turut terapresiasi. 

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah dibuka menguat 17,00 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.338 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS terpantau melemah tipis 0,0010 poin  atau 0,00 persen di posisi 98,9990.

Selain rupiah, mata uang lain di kawasan Asia turut menguat diantaranya yen Jepang yang naik 0,21 persen, peso Filipina naik 0,14 persen, won Korea Selatan naik 0,06 persen, dan ringgit Malaysia naik 0,02 persen terhadap dolar AS.

Sebelumnya Direktur PT TRFX Garuda Berjangka mengatakan penguatan dolar AS terjadi karena imbal hasil Treasury AS naik di atas ekspektasi dan menandakan AS semakin memperketat kebijakan moneternya. 

Selanjutnya, laporan pekerjaan AS pada Jumat, lebih kuat dari yang diharapkan, dengan non-farm payrolls naik 431.000 dan tingkat pengangguran di 3,6 persen pada Maret. Data lebih lanjut juga menunjukkan bahwa indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) Institute of Supply Management untuk bulan Maret adalah 57,1, sedangkan PMI manufaktur adalah 58,8. 

Data tersebut mendukung ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memperketat kebijakan moneter lebih lanjut, dengan Fed fund futures memperkirakan peluang hampir 4/5 dari kenaikan suku bunga 50 basis poin pada Mei 2022. Imbal hasil dua tahun mencapai level tertinggi tiga tahun sebesar 2,49 persen. 

"Dari sisi internal, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I/2022 berada di kisaran 5 persen karena sejumlah sektor mencatatkan kinerja positif atau pulih dari dampak pandemi Covid-19. Tren pemulihan terjadi sejak 2021 terus berjalan di berbagai sektor dan lini," papar Ibrahim dalam publikasi risetnya, dikutip Selasa (4/4/2022).

Setidaknya ada beberapa hal yang mendasari. Pertama, karakter Omicron ini berbeda dengan kasus-kasus terdahulu, bahkan jauh lebih berbeda dari varian Delta yang sempat memukul telak perekonomian pada kuartal ketiga 2021. 

Kedua, ada akselerasi vaksinasi. Jumlah masyarakat yang tervaksinasi sudah lebih banyak daripada periode lalu. Bahkan, saat ini sudah ada vaksinasi untuk anak-anak dan ada vaksinasi dosis ketiga (booster). 

Ketiga, mobilitas masyarakat masih baik karena belum ada pembatasan ketat seperti yang dilakukan oleh pemerintah pada kuartal I/2021, sehingga dengan mobiltas yang baik, roda perekonomian masih berputar. 

Pemulihan daya beli menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi awal tahun. Penjualan semen dan kendaraan niaga, impor barang modal, konsumsi listrik, serta penjualan barang ritel yang meningkat menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal I/2022. 

Proyeksi ini menunjukkan pemulihan menuju tren yang beberapa tahun terakhir terjadi di Indonesia, yakni pertumbuhan terjaga di kisaran 5 persen. Pada kuartal IV/2021, pertumbuhan ekonomi tercatat berhasil mencapai 5,02 persen. Hal Ini yang kemudian menjadi sumber optimisme, bahwa perekonomian terus bergerak ke arah yang lebih baik

Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.340 - Rp14.380 pada perdagangan hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini