IHSG Jatuh dari Rekor Tertinggi ke 7.104, Investor Asing Lepas Saham BBCA-ADRO

Bisnis.com,06 Apr 2022, 15:03 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Pengunjung berada di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada penutupan perdagangan Rabu (6/4/2022), jatuh dari rekor tertinggi kemarin.

IHSG parkir pada posisi 7.104,22, terkoreksi 0,62 persen atau 44,08 poin. IHSG sempat mencatatkan posisi tertinggi pada level 7.147,99 dan terendah 7.090,22 pada hari ini.

Tercatat, 184 saham menguat, 338 saham melemah dan 153 saham bergerak stagnan. Investor asing mencatatkan aksi net foreign buy Rp305,85 miliar di seluruh pasar.

Investor asing tercatat membeli saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) sebesar Rp110,3 miliar, atau yang terbanyak sejauh ini. Menyusul saham  PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang dikoleksi asing senilai Rp102 miliar dan PT Astra International Tbk (ASII) Rp96,3 miliar.

Di sisi lain, investor asing cenderung menjual saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan net sell Rp285 miliar dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Rp113 miliar.

Tercatat, 190 saham menguat, 350 saham melemah dan 148 saham bergerak ditempat. Investor asing mencatatkan aksi net foreign buy Rp375,18 miliar di seluruh pasar.

Investor asing tercatat membeli saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) sebesar Rp110,5 miliar, atau yang terbanyak hari ini. Menyusul dibelakangnya adalah PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) senilai Rp102 miliar dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebesar Rp92,4 miliar.

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan pergerakan indeks terlihat masih menunjukkan bergerak dalam zona positif. Pada perdagangan kemarin IHSG kembali mencetak rekor all time high-nya.

IHSG parkir pada posisi 7.148,29 pada Selasa (5/4/2022), yang menjadi level tertinggi sepanjang masa.

Dia mengatakan, kenaikan IHSG juga ditopang oleh peningkatan capital inflow yang terjadi secara masif ke dalam pasar modal dalam rentang pendek.

Hal tersebut juga menunjukkan antusiasme para investor terhadap pertumbuhan pasar modal di Indonesia.

“Namun adanya risiko koreksi wajar masih perlu diwaspadai mengingat kenaikan yang dialami IHSG sudah cukup terbatas,” tulisnya dalam publikasi riset, dikutip Rabu (6/4/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini