Tiga Perempuan Refleksikan Sosok Kartini di Tengah Pandemi

Bisnis.com,07 Apr 2022, 14:03 WIB
Penulis: M Faisal Nur Ikhsan
Kiri ke kanan, Maria Assegaf Moderator Diskusi, Krisseptiana Hendrar Prihadi Ketua TP PKK Kota Semarang, Tuty Adib Desainer & Ketua Korwil PPUMI Jateng, serta Samanta Elsener Psikolog Anak & Keluarga dalam diskusi yang digelar KPw BI Provinsi Jawa Tengah pada Kamis (7/4/2022)./BISNIS-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.

Bisnis.com, SEMARANG – Sosok RA Kartini sebagai salah satu pahlawan asal Jawa Tengah tentu sudah tidak asing lagi bagi telinga masyarakat. Melalui surat dan gagasannya, Kartini mampu mengubah stigma serta pola pikir masyarakat terhadap isu-isu perempuan.

Untuk memperingati Hari Kartini yang jatuh pada 21 April nanti, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Tengah menggelar diskusi bertajuk ‘Road to Kartini Mengajar: Kiprah Wanita di Era Uncertainty’. Dalam acara tersebut hadir tiga tokoh perempuan yang banyak berkiprah sesuai dengan bidangnya.

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Semarang, Krisseptiana Hendrar Prihadi, hadir untuk menjadi salah satu narasumber dalam acara tersebut. Tia, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa sosok Kartini bisa menjadi sumber inspirasi dan motivasi di tengah pandemi Covid-19.

“Kita tidak bisa menghindari situasi seperti ini, jadi yang penting kita harus hadapi. Kita harus cari solusi. Kita ubah mindset kita. Kita sesuaikan dengan era pandemi,” ujar Tia dalam diskusi yang digelar pada Kamis (7/4/2022) siang tersebut.

Tia juga menambahkan bahwa dengan sosok Kartini juga bisa diteladani karena kecerdasan serta wawasannya yang luas. “Perempuan harus cerdas, perempuan harus banyak ilmu. Harus tahu haknya itu apa, kewajibannya apa,” jelasnya.

Tuty Adib, Desainer asal Jawa Tengah sekaligus Ketua Korwil Pemberdayaan Perempuan UMKM Indonesia (PPUMI), sepakat dengan pendapat Tia. Menurut Tuty, Kartini merupakan sosok yang komplit dan banyak hal yang bisa diambil dan dipelajari.

Selain berwawasan luas, Kartini juga merupakan sosok yang punya optimisme tinggi. Ditambah, perempuan tersebut memiliki cita-cita dan kegigihan untuk mencapai tujuannya. “Keempat ini bisa menjadi landasan kita ketika ingin maju,” jelas Tuty.

Narasumber ketiga yang hadir dalam diskusi tersebut, Samanta Elsener, menambahkan bahwa dari Kartini perempuan Tanah Air bisa belajar bahwa segala batasan dalam masyarakat itu bukanlah halangan. Justru, dengan keterbatasan tersebut, perempuan mesti bisa tetap fokus untuk menemukan solusi.

“Batasan itu bukan halangan. Bayangkan waktu itu abad 19 kondisinya seperti apa. Tidak secanggih zaman sekarang. Tetapi Ibu Kartini memberikan warisan yang cukup besar buat Indonesia, sampai sekarang,” jelas Psikolog Anak dan Keluarga tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini