Bisnis.com, JAKARTA - Memulai investasi merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan kaum muda atau pemula, khususnya yang baru saja memulai karir. Sudut pandang investasi hanya dapat dilakukan oleh orang dewasa tidak lagi benar. Ini dapat dilihat dari demografi investor Indonesia semakin banyak didominasi oleh generasi milenial yang lebih muda.
Financial Planner Annisa Steviani mengatakan menginvestasikan uang dengan bijak di usia dini dapat meningkatkan kekayaan bersih di masa depan. Uang yang diinvestasikan ini akan membantu menuju tujuan keuangan Anda.
“Diluruskan dulu ya mindset-nya bahwa investasi bukan untuk cari cuan [uang]. Investasi itu untuk mencapai tujuan. Kalau mau kaya itu bukan investasi. Kalau mau kaya itu ya harus kerja [untuk] menambah penghasilan,” ujar Annisa dalam Webinar bertajuk “Hati-Hati Investasi Bodong", Rabu (5/7/2022).
Berikut Tips Investasi untuk Pemula
Belajar Pengelolaan Keuangan
Annisa mengatakan calon investor harus mulai memerhatikan dan menemukan cara mengelola keuangan yang tepat. Perlu disadari bahwa cara mengelola keuangan setiap orang itu akan berbeda disesuaikan dengan kepribadian, kebutuhan, dan gaya hidup.
Pasalnya, kata dia, mengelola keuangan secara baik dan sehat diperlukan agar masa depan dapat terjaga dengan baik dan memudahkan Anda dalam mencukupi segala kebutuhan, baik yang sifatnya direncanakan atau yang mendadak.
“Nah, kalau ada salah satu dari literasi finansial ini yang skip, [maka] risikonya lumayan tinggi nih. Misalnya, ikut-ikutan investasi padahal belum paham diversifikasi aset [atau] investasinya gak pakai uang dingin. Ujung-ujungnya, ketika simpennya [dana] di produk investasi yang risikonya tinggi, uangnya habis [dan] habis deh semua aset,” jelas Annisa Steviani.
Menurutnya, diperlukan waktu yang cukup panjang dan usaha yang besar untuk belajar keuangan agar tidak terperangkap dalam langkah yang salah.
“Ayo kita pelan-pelan belajar tentang literasi keuangan secara utuh,” ajak dia.
Identifikasi Tipe Investasi dan Profil Risiko
Kedua, dia mengingatkan agar calon investor memiliki kualitas finansial yang kuat dan kondisi yang independen secara finansial di masa depan merupakan niat yang baik untuk dimiliki. Namun, dia mengatakan dalam mewujudkan impian tersebut, niat saja tidak cukup.
Cara yang perlu dilakukan calon investor adalah mengidentifikasi tujuan keuangan awal investasi dan mempertimbangkan segala macam risiko finansial yang dihadapinya.
“Tujuan keuangan apa sih? [Misalnya] Mau beli rumah pertama, anak mau sekolah, mau dana pensiun aman. Nah, itukan tujuan-tujuan keuangan,” ucap Annisa Steviani.
Karena itu, dia menilai penting untuk calon investor menyesuaikan tujuan keuangan dengan profil risiko.
“Kita sesuaikan, misalnya jangka pendek anak mau masuk SD. Nah, kita pakailah produk-produk yang risikonya lebih rendah, seperti deposito atau reksadana pasar uang,” jelasnya.
Untuk jangka panjang, lanjutnya, misalnya untuk kebutuhan dana anak mau kuliah. Jika anak masih bayi, Anda bisa pilih produk investasi yang risikonya lebih tinggi. Itu gak masalah karena secara waktu kita akan menurunkan risikonya,” tambahnya.
Dengan menetapkan tujuan dan mempertimbangkan profil risiko secara cermat, calon investor akan lebih mudah memilih produk investasi yang sesuai dengan kebutuhannya dan mendapatkan hasil yang diharapkan dari investasi yang dimiliki. .
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel