Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) bersama dengan PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) atau Bank BJB dan PT BPD Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Bank Sulselbar) menyalurkan kredit sindikasi senilai Rp3,98 triliun.
Hal ini diwujudkan lewat penandatanganan Perjanjian Kredit Sindikasi atas Fasilitas Term Loan kepada PT Ceria Metalindo Prima (CMP) yang merupakan bagian dari PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) Grup dengan nilai total pembiayaan sebesar US$277,69 juta atau sekitar Rp3,98 triliun (kurs Rp14.368,3 per dolar AS).
Kredit sindikasi ini disalurkan untuk membangun proyek smelter pengolahan bijih nikel laterit Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang terdiri dari sebuah pabrik Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF1) dan infrastruktur pendukung operasional RKEF1 di Lapaopao, Kolaka, Sulawesi Tenggara dengan tenor hingga 9 tahun.
Adapun, dalam perjanjian ini Bank Mandiri bertindak sebagai Mandated Lead Arranger and Bookrunner.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi mengharapkan kerja sama ini dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi, memberikan nilai tambah bagi industri di dalam negeri, serta membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.
“Penandatanganan perjanjian kredit sindikasi hari ini terasa sangat spesial karena menjadi tonggak sejarah bukan hanya bagi Ceria Nugraha Indotama Group namun juga bagi Bank Mandiri,” ujar Darmawan dalam keterangan resminya, Kamis (7/4/2022).
Darmawan menambahkan kesepakatan pembiayaan tersebut juga menjadi bukti komitmen BMRI dalam mendukung Proyek Strategis Nasional (PSN).
Sementara itu, CNI dan Bank Mandiri merancang skema pembiayaan secara project finance, yang juga merupakan project pembiayaan di mana Bank Mandiri menjadi Structuringdan Coordinating Bank.
Perlu diketahui, pembiayaan kepada CMP ini berfokus pada pembangunan pabrik smelter ferro nickel, yang nantinya diharapkan akan mempermudah akses produksi dan distribusi olahan nikel baik dari maupun kepada masyarakat Indonesia secara umum.
“Kami berharap dengan pembiayaan fasilitas Term Loan ini, dapat membantu Indonesia untuk memainkan peran sentral dalam dinamika pasar nikel bagi pengembangan industri lokal nikel berikut turunannya, serta mendukung program pemerintah terkait percepatan hilirisasi untuk memberikan nilai tambah pada komoditas mineral Indonesia,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel