IHSG Tembus Rekor ke 7.210,83, Ini Faktor Pendorongnya!

Bisnis.com,08 Apr 2022, 17:32 WIB
Penulis: Rinaldi Mohammad Azka
Karyawan melintas di dekat layar yang menampilkan logo Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Rabu (19/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencapai level tertingginya atau all time high (ATH) pada hari ini, Jumat (8/4/2022). Menguatnya IHSG dipicu pemulihan ekonomi yang lebih cepat dan investor asing yang melihat Indonesia diuntungkan geopolitik Ukraina-Rusia.

IHSG menutup perdagangan akhir pekan ini di level 7.210,83 naik 1,17 persen atau 83,46 poin. IHSG sempat menyentuh level tertinggi 7.216,49 dan terendah di level 7.151,25.

Sepanjang hari bergerak di zona hijau, sebanyak 244 saham menguat, 253 saham melemah, dan 193 saham stagnan. Kapitalisasi pasar pun kembali tembus Rp9.000 triliun ke angka Rp9.077.38 triliun.

Investor asing pun tetap mencatatkan capital inflow dengan aksi beli bersih Rp1,41 triliun di seluruh pasar. Dengan aksi borong terhadap saham PT Telkom Indonesia (persero) Tbk. (TLKM) sebesar Rp290,7 miliar.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan faktor percepatan pemulihan ekonomi didorong oleh naiknya harga komoditas, pembukaaan aktivitas masyarakat, dan faktor mudik yang diizinkan pemerintah akan membawa cashflow dari kota ke daerah.

"Seluruh sentimen ini membuat pasar sangat optimistis terutama sektor keuangan menjadi motor utama, ditambah komoditas," jelasnya kepada Bisnis, Jumat (8/4/2022).

Menurutnya, investor asing masih melakukan aksi beli salah satunya karena Indonesia justru diuntungkan oleh krisis geopolitik dan dengan level saat ini valuasi memang tinggi oleh ekspektasi pertumbuhan pendapatan para emiten.

Kendati IHSG masuk fase ATH pada pekan ini, Wawan memperingatkan tantangan dari faktor kenaikan suku bunga The Fed harus diwaspadai dan pasca mudik Lebaran diharapkan tidak ada lonjakan kasus Covid-19 secara signifikan.

"Saham yang relatif murah justru dari FMCG seperti ICBP karena naiknya harga bahan baku membuat pendapatan bisa tertekan," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini