Infrastruktur Belum Memadai, Bagaimana Visualisasi Metaverse di G20?

Bisnis.com,10 Apr 2022, 20:08 WIB
Penulis: Rahmi Yati
Pengunjung berada di dekat instalasi seni imersif berjudul Machine Halusinasi - Space: Metaverse saat acara Digital Art Fair Asia yang menampilkan seni digital dan NFT di Hong Kong, China, Minggu (3/10/2021) Bloomberg/Lam Yik

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) optimistis Indonesia dapat menampilkan visualisasi metaverse di ajang Presidensi G20 meskipun saat ini infrastruktur jaringan di Indonesia belum memadai.

Ketua Umum APJII Muhamad Arif mengatakan hingga saat ini, metaverse masih menjadi barang mewah dari aspek bandwidth dan gawai yang perlu diinvestasikan oleh pengguna langsung.

"Sebagaimana diketahui, operator telekomunikasi sedang berupaya menggelar jaringan 5G, salah satunya karena melihat tren metaverse yang ke depan akan terus meningkat dengan berbagai use case. Namun APJII optimistis Kemenkominfo akan dapat menunjukkan metaverse di G20 karena makin banyak platform metaverse yang dikembangkan oleh anak bangsa," kata Arif, Minggu (10/4/2022).

Menurutnya, persiapan metaverse di ajang Presidensi G20 akan berkaitan erat dengan konektivitas dan pengalaman. Lingkungan virtual yang diharapkan dari metaverse adalah manusia dapat berinteraksi satu sama lain dan juga terhadap objek digital, sambil mengoperasikan representasi virtual atau avatar dari diri mereka sendiri.

Selain itu, Arif berharap metaverse dapat menjadi kekuatan ekonomi digital Indonesia di masa mendatang.

"Dengan begitu apabila Indonesia menunjukkan kesiapannya [terutama saat G20], akan semakin banyak investor yang berminat menginvestasikan bisnisnya di Indonesia," imbuhnya.

Sementara itu, Kemenkominfo hingga kini masih mengkaji konsep teknologi metaverse yang akan disajikan dalam acara Digital Transformation Expo (DTE) yang merupakan acara sampingan (side event) pamungkas dari Digital Economy Working Group (DEWG) G20.

Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kemenkominfo Ismail mengatakan sementara ini, ide konsep metaverse adalah terkait dengan perjalanan transformasi digital Indonesia.

"Konsep metaverse yang akan diprovide saat DTE tersebut masih sedang didiskusikan. Sementara ini idenya adalah terkait dengan perjalanan transformasi digital Indonesia," kata Ismail kepada Bisnis, Minggu (10/4/2022).

Terkait dengan kesiapan jaringan, Ismail menambahkan bahwa setiap gelaran DEWG atau DTE nantinya, Kemekominfo telah berkoordinasi dengan operator seluler untuk perkuatan jaringan di lokasi acara, termasuk kemungkinan penyediaan layanan 5G.

Untuk layanan 5G sendiri, imbuh dia, hingga kini telah tersedia di 15 lokasi dari 3 operator seluler yakni Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat dan umumnya berada di Ibu Kota Provinsi dan kawasan prioritas seperti Mandalika dan Labuan Bajo.

"Selain itu Kemenkominfo juga terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, bukan hanya dengan pengembang metaverse, tetapi juga dengan Professional Conference Organizer [PCO] yang menjadi mitra dalam penyelenggaraan DTE, dengan pemilik tempat, serta Kementerian Luar Negeri dan Sekretariat Negara karena DTE merupakan side event dari DEWG yang penyelenggaraannya bersamaan dengan Konferensi Tingkat Tinggi [KTT] G20 di Bali atau leaders meeting," tutur Ismail.

Dia menambahkan, protokol kesehatan juga masih dalam kajian, karena untuk dapat mengakses metaverse harus memakai kacamata virtual reality (VR) secara bergantian oleh para delegasi yang hadir di lokasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yustinus Andri DP
Terkini
'