Bisnis.com, JAKARTA- Gojek merespon petisi yang dilayangkan para mitra karena dianggap membatasi kebebasan berpendapat. Hal itu merujuk peristiwa demonstrasi dari para mitra di Semarang beberapa waktu lalu yang berbuntut pada penghentian kerja sama Gojek dan mitra yang dianggap sebagai motor gerakan protes.
Sebelumnya, seperti diberitakan Bisnis, para mitra yang tergabung dalam Asosiasi Driver Online melayangkan petisi digital melalui change.org. Petisi tersebut meminta pihak Gojek mencabut salah satu poin tata tertib Gojek (Tartibjek) yang memuat poin terkait larangan demonstrasi dan mogok.
Belakangan, Gojek mengubah Tartibjek tersebut. Pihak Gojek diwakili Senior Vice President Corporate Affairs Go-Jek Rubi W Purnomo mengungkapkan sejak awal Gojek senantiasa menghormati kebebasan berpendapat, termasuk penyampaian aspirasi sesuai yang diamanatkan undang-undang.
“Kami juga menyiapkan wadah komunikasi resmi antar mitra driver dan manajemen untuk menyampaikan aspirasi, berbagi pengalaman dan memberi masukan. Kegiatan melalui wadah komunikasi ini telah dilakukan secara rutin tiap bulannya di seluruh Indonesia, baik secara langsung maupun secara daring selama masa pandemi,” ungkapnya kepada Bisnis, Sabtu (9/4/2022).
Selanjutnya, Rubi mengatakan perusahaan juga berkomitmen untuk selalu melindungi hak mitra driver agar dapat bekerja dengan nyaman, tanpa intimidasi dari pihak lain. “Agar tujuan tersebut dapat tersampaikan dan dipahami dengan lebih jelas oleh seluruh mitra driver Gojek, kami melakukan penyesuaian redaksi terhadap aturan terkait di dalam Tata Tertib Gojek [Tartibjek],” katanya.
Gojek juga mengingatkan agar tidak ada lagi intimidasi di antara para mitra. “Selanjutnya kami siap untuk mengambil tindakan tegas atas perilaku intimidasi dan ancaman yang tidak bertanggung jawab demi memastikan keamanan dan kenyamanan semua pihak di dalam ekosistem kami,” tutup Rubi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel