Bisnis.com, JAKARTA - Akuisisi leasing oleh Xendit disebutkan merupakan upaya perusahaan untuk memperkuat infrastruktur keuangan.
Dalam jawaban tertulisnya kepada Bisnis, Selasa (12/4/2022), Humas Xendit menyebutkan pihaknya akan menjadi salah satu pemilik dari Globalindo Multi Finance.
"Untuk detail informasinya kami akan sampaikan lebih lanjut di saat proses administrasinya sudah selesai," tulis perusahaan.
Disebutkan juga, langkah strategis akuisisi dua perusahaan leasing hasil merger ini dilakukan untuk pengembangan portfolio Infrastruktur keuangan perusahaan di Indonesia.
"Kami belum bisa menyebutkan mengenai angka [nilai akuisisi yang diberikan dan injeksi modal yang dilakukan]," tulis perusahaan.
Meski demikian, manajemen Xendit memastikan akuisisi bisnis leasing merupakan bagian dari visi dan misi perusahaan menjadi penyedia infrastruktur keuangan di Asean, khususnya di Indonesia
"Tidak ada perubahan yang signifikan [dalam model bisnis Xendit], kami akan tetap berfokus melayani pasar business to business," tulis perusahaan.
Xendit sendiri disebut masuk dalam jajaran unikorn sekitar September 2021 lalu. Kala itu perusahaan meraih pendanaan seri C senilai US$150 juta atau sekitar Rp2,1 triliun. Injeksi modal yang membuat startup ini masuk ke daftar unicorn Asia Tenggara.
Putaran pendanaan seri C itu dipimpin oleh Tiger Global Management dengan partisipasi dari investor lama seperti Accel, Amasia, dan Goat Capital milik Justin Kan.
Dana itu sendiri ketika diterima disiapkan untuk melebarkan ekspansi bisnis ke negara-negara tertentu di Asia Tenggara.
Aksi ekspansi ini tentu bukan tanpa alasan. Pasalnya pada 2021, ekonomi digital Asia Tenggara diprediksi akan melebihi US$100 miliar dan diproyeksikan meningkat tiga kali lipat menjadi lebih dari US$300 miliar pada 2025.
“Kami melihat pergeseran luar biasa ke digital terlebih dahulu. Baik bisnis tersebut adalah toko-toto kecil di Instagram atau perusahaan terbesar di Asia Tenggara, sekarang jelas bahwa bisnis perlu memiliki kehadiran digital,” kata kata Co-founder dan CEO Xendit Moses Lo dalam keterangan resmi,
Menurut dia, infrastruktur pembayaran digital Xendit memungkinkan kelas wirausahawan baru di Asia Tenggara untuk memulai dan menskalakan pembayaran mereka lebih cepat.
“Apa yang telah dilakukan AWS untuk Compute, Xendit melakukannya untuk pembayaran," jelasnya.
Dia menambahkan, perusahaan membangun produk yang sangat terlokalisasi di wilayah dengan lebih dari 23.000 pulau dan beragam kebutuhan pelanggan. Xendit telah mampu membangun produk pertama di pasar, menyediakan layanan pelanggan yang tak tertandingi, dan dengan cepat beradaptasi dengan wilayah yang dinamis.
“Di Xendit, kami telah melihat peningkatan lebih dari 200 persen dari tahun ke tahun dalam total volume pembayaran di seluruh Indonesia dan Filipina, melanjutkan rekam jejak kami yang tumbuh lebih dari 10 persen dari bulan ke bulan sejak awal kami,” kata Tessa Wijaya, Co-founder dan COO Xendit.
Status baru Xendit sebagai unicorn disebut akan membantu memperkuat misi perusahaan, yakni menyediakan infrastruktur keuangan yang andal dan aman bagi jutaan bisnis di seluruh Asia Tenggara.
Sebagai informasi, Xendit adalah perusahaan teknologi keuangan yang berfokus pada solusi pembayaran dan menyederhanakan proses pembayaran untuk bisnis di Indonesia, Filipina, dan Asia Tenggara, mulai dari UKM dan startup e-commerce hingga perusahaan besar. Di tengah lanskap pembayaran yang terfragmentasi di Asia Tenggara, Xendit memungkinkan bisnis menerima pembayaran dari debit langsung, rekening virtual, kartu kredit dan debit, eWallet, gerai ritel, dan cicilan online.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel