Bisnis.com, JAKARTA - PT Asuransi Umum BCA alias BCA Insurance mendapat berkah menipisnya beban klaim dan moncernya hasil investasi pada periode 2021, sehingga kinerja laba bersih mampu menembus Rp134,72 miliar.
Dikutip dari laporan keuangan BCA Insurance yang diterbitkan di Harian Bisnis Indonesia, Rabu (13/4/2022), nilai laba bersih ini tercatat tumbuh 8,5 persen (year-on-year/yoy) dari periode 2020 yang senilai Rp124,18 miliar.
Dari sisi pendapatan underwriting, sebenarnya BCA Insurance masih dalam tren penurunan. Walaupun jumlah premi neto tercatat naik dari Rp609,74 miliar ke Rp659,74 miliar, cadangan premi dan cadangan premi yang belum menjadi pendapatan (CAPYBMP) membuat pendapatan premi neto turun dari Rp672,48 miliar ke Rp631,79 miliar.
Sebaliknya, beban klaim neto yang merupakan komponen utama beban underwriting turun signifikan dari Rp345,45 miliar pada 2020 menjadi Rp259,9 miliar pada 2021.
Hal ini membuat hasil underwriting moncer menjadi Rp371,89 miliar, naik 13,7 persen (yoy) dari periode sebelumnya senilai Rp327,03 miliar. Adapun, hasil underwriting terbaru BCA Insurance ini pun tercatat lebih baik dibandingkan dengan catatan era sebelum pandemi alias periode 2019, yang ketika itu senilai Rp343,3 miliar.
Selain moncernya hasil underwriting, capaian laba juga merupakan buah tumbuhnya hasil investasi dari Rp91,28 miliar pada 2020 ke Rp93,77 miliar pada 2021. Sebab, beban usaha BCA Insurance sebenarnya naik cukup signifikan dari Rp248,73 miliar pada 2020 menjadi Rp287,72 miliar pada 2021.
Adapun, dari sisi aset, perusahaan yang 75 persen sahamnya digenggam oleh PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) ini mencatatkan pertumbuhan total aset 8,3 persen (yoy) menjadi Rp2,3 triliun.
BCA Insurance pun tercatat mampu memperbaiki rasio solvabiliitas atau risk based capital (RBC) selama dua tahun belakangan, dari 190 persen pada 2019 menjadi 323 persen pada 2020, sampai terkini telah naik lagi menjadi 368 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel