Permintaan Furnitur Meningkat Jelang Lebaran, Waspada Barang Impor

Bisnis.com,13 Apr 2022, 17:14 WIB
Penulis: Reni Lestari
Pekerja menyelesaikan tahap produksi mebel kayu jati di Desa Mekar Agung Lebak, Banten. Kerajinan mebel berupa kursi, meja, dan tempat tidur yang berbahan dasar limbah kayu jati dan mahoni dengan harga berkisar Rp13 juta hingga Rp5 juta per unit./Antara-Mansyur S

Bisnis.com, JAKARTA - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mencatat terjadi kenaikan permintaan mebel sebesar 10 persen dalam satu bulan terakhir menuju momentum Lebaran. Ketua Presidium HIMKI Abdul Sobur mengatakan kenaikan permintaan terdorong aktivitas masyarakat yang melakukan renovasi jelang hari raya.

"Ada beberapa pekerjaan yang deadline-nya bulan Ramadan ini, berarti disitu ada terlihat peningkatan [permintaan]," kata Sobur kepada Bisnis, Rabu (13/4/2022).

Namun, yang perlu digarisbawahi adalah serbuan barang impor yang pada tahun lalu naik 31,44 persen untuk produk mebel, dan 20,43 persen untuk kerajinan.

"Ini pertumbuhannya balapan dengan pertumbuhan ekspor kami, walaupun value-nya masih lebih besar ekspor kami. Tetapi someday bisa saja mereka lebih besar," ujarnya.

Sepanjang tahun lalu, ekspor mebel dan kerajinan mencapai US$3,42 miliar tumbuh 25,83 persen dibandingkan 2020. Tahun ini nilai ekspor ditargetkan sebesar US$3,69 miliar, hingga mencapai US$5 miliar pada 2025.

Sementara itu, serbuan produk impor mebel dan kerajinan masih didominasi China. Naiknya impor disebabkan permintaan domestik yang terus tumbuh seiring meningkatnya jumlah penduduk menengah ke atas. Sedangkan di sisi lain, 95 persen produksi mebel dan kerajinan dalam negeri berorientasi ekspor.

"Pasar kita ini memang besar sekali, kalau dari data menunjukkan di angka hampir US$1,2 miliar atau sekitar Rp17 triliun," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Kahfi
Terkini