Stabilitas Sektor Keuangan Masih Terjaga, OJK: Tren Kinerja Industri Keuangan Membaik

Bisnis.com,13 Apr 2022, 09:55 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyampaikan laporan saat Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2022 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (20/1/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kondisi stabilitas sektor keuangan masih terjaga dengan kinerja industri jasa keuangan yang dalam tren membaik.

Hal ini seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi yang didukung dengan kebijakan-kebijakan strategis yang bersinergi antara OJK, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan intermediasi perbankan per Februari 2022 melanjutkan tren peningkatan dengan pertumbuhan kredit sebesar 6,33 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Adapun, pertumbuhan kredit utamanya ditopang oleh kredit UMKM, ritel dan korporasi dengan pertumbuhan masing masing sebesar 8,75 persen dan 5,83 persen.

Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) meneruskan pertumbuhan double digit sebesar 11,11 persen, yang utamanya didukung adanya kenaikan giro sebesar Rp30,1 triliun.

Untuk industri keuangan nonbank, penyaluran pembiayaan meningkat ke level Rp372 triliun dan tumbuh positif sebesar 2,43 persen secara yoy, yang didorong oleh jenis pembiayaan modal kerja dan investasi dengan mayoritas sektoral mengalami pertumbuhan positif.

Selain itu, risiko kredit per Februari 2022 tercatat dengan NPL gross terpantau sebesar 3,08 persen. Sementara itu, rasio NPF perusahaan pembiayaan stabil pada level 3,25 persen.

Lalu, likuiditas perbankan berada pada level yang memadai dengan rasio alat likuid terhadap non core deposit (AL/NCD) di level 153,13 persen, dan rasio AL/DPK di level 34,26 persen pada 30 Maret 2022.

“Ketahanan permodalan industri jasa keuangan yang ditunjukkan dengan CAR di perbankan jauh di atas threshold, yaitu mencapai 25,82 persen,” kata Wimboh dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Rabu (13/4/2022).

Wimboh mengungkapkan OJK akan terus mengamati perkembangan kondisi perekonomian terhadap stabilitas sistem keuangan, terutama dampak dari berbagai kondisi global, perang antara Ukraina dan Rusia, normalisasi kebijakan di beberapa negara maju, serta adanya hyperinflation di beberapa negara.

“Tentunya, OJK akan terus bersinergi bersama KSSK dalam mengamati ini dan juga akan mengambil berbagai kebijakan dalam rangka memperkuat ketahanan sektor jasa keuangan dan menjaga KSSK, serta meningkatkan peran sektor jasa keuangan dalam mendorong akselerasi pemulihan ekonomi nasional, termasuk ekonomi hijau,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Azizah Nur Alfi
Terkini