Bisnis.com, JAKARTA - Ada banyak faktor yang berpotensi mengerek inflasi pada April 2022. Sebut saja kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 11 persen per 1 April 2022, naiknya harga Pertamax menjadi Rp12.500 per liter, hingga adanya momentum Ramadan dan Lebaran.
Lantas, kapan waktu yang tepat bagi Bank Indonesia (BI) untuk melakukan penyesuaian suku bunga guna menjaga inflasi tetap di dalam kendali?
Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede mengatakan, jika mengacu pada pernyataan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo kemungkinan sinyal-sinyal penyesuaian suku bunga akan dilakukan mulai semester dua 2022 atau kuartal III/2022.
Dia menjelaskan, ada dua hal yang perlu dicermati yaitu demand pull inflation dan cost push inflation. Tren saat ini yang sedang meningkat, kata dia, inflasi dari sisi agregat supply.
Sementara, jika mengikuti pernyataan dari BI, bank sentral mengatakan akan mulai mempertimbangkan untuk melakukan normalisasi suku bunga apabila sisi permintaan sudah mulai meningkat.
Meskipun tren inflasi headline cenderung meningkat dimana pada Maret 2022 sudah di kisaran 2,64 persen dan inflasi headline akan menembus 3 persen pada April 2022, BI akan melakukan asesmen untuk melihat apakah kenaikan harga-harga tersebut disebabkan oleh demand pull inflation dan cost push inflation.
Atas dasar itulah, dia memperkirakan penyesuaian suku bunga akan dilakukan di semester dua 2022 atau kuartal III/2022.
"Kalau kita lihat kenaikannya sampai dengan akhir tahun 50-75 basis poin (bps). Kuartal III/2022 kita perkirakan ini bisa naik hingga 50 bps dan kuartal IV/2022 25 bps," kata dia kepada Bisnis, Senin (18/4/2022).
Lebih lanjut dia menyampaikan, BI pada April ini masih akan menahan suku bunga acuannya. Dia melihat dari sisi pergerakan rupiah cenderung stabil dan dari sisi volatilitas pun relatif tetap terjaga, tidak terjadi lonjakan volatilitas yang cukup signifikan meskipun tadi gejolak geopolitik dari eksternal.
Kembali kepada inflasi, kata dia, meskipun asesmen headline inflasinya sudah cenderung meningkat, BI lebih menitikberatkan kepada inflasi sisi permintaan atau demand pull inflation, apakah sudah meningkat atau tidak.
"Kalau kita lihat ini belum meningkat signifikan sehingga kita melihat di bulan April ini BI masih akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya di 3,5 persen," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel