Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah atau Bank Jateng terus mencatatkan pencapaian kinerja positif pada akhir Maret 2022.
Direktur Utama Bank Jateng, Supriyatno menyampaikan bahwa total aset Bank Jateng telah mencapai Rp77,98 triliun, atau mencapai 100,17 persen dari rencana bisnis perseroan tahun ini.
Sementara itu, laba Bank Jateng juga telah mencapai Rp602 miliar. Laba tersebut telah tercapai 116,84 persen dari rencana dan tumbuh 9,63 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) hingga akhir Maret 2022.
Selain itu, Supriyatno menyebut Bank Jateng telah mengikuti perkembangan zaman dengan berbagai program digitalisasi, seperti digital lounge atau digital space yang memungkinkan para nasabah melakukan transaksi secara mandiri (self service), layanan setor dan tarik tunai (cash recycle machine), layanan cetak buku (self service passbook printer), dan teller digital (self service teller cash recycler).
Adapun untuk support bisnis telah dikembangkan e-PLO, BI-Fast, SIPLAH untuk BOS, SIPD Pemda, Billing Center, Electronic Data Capture (EDC), QRIS, hingga mobile bankingversi terbaru.
Tak hanya itu, untuk mendukung proses otomasi, telah disiapkan pula pengembangan big data, pemanfaatan Robotic Process Analytic (RPA), dan implementasi e-Nawala untuk e-Office.
“Memasuki usia yang ke-59, Bank Jateng terus mengakselerasi pengembangan teknologi, baik di bidang support bisnis, penguatan infrastruktur, maupun otomasi melalui layanan digitalisasi,” ujar Supriyatno dalam laman resmi perseroan, dikutip Senin (18/4/2022).
Supriyatno mengungkapkan bahwa saat ini, Bank Jateng memiliki ruang yang cukup untuk ekspansi kredit, yakni dengan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) masih di kisaran 83 persen.
“Artinya, Bank Jateng memiliki likuiditas yang cukup, untuk meningkatkan penyaluran kredit, guna mendorong laju perekonomian daerah,” sambungnya.
Jika menilik kinerja perseroan hingga akhir 2021, Bank Jateng membukukan laba usaha hingga Rp1,73 triliun dan tumbuh 12,81 persen. Peningkatan laba usaha tersebut, didukung pula dengan indikator keuangan yang tumbuh dengan baik.
“Segmen konsumer dan UMKM, menjadi backbone penyaluran kredit Bank Jateng, dan telah teruji memberikan ketahanan dalam melewati pandemi,” tuturnya.
Supriyatno menuturkan bahwa penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Jateng mencapai Rp4,51 triliun dan tumbuh 70,45 persen selama 2021. Penyaluran KUR ini diharapkan dapat mengakselerasi pemulihan ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel