Persepsi Risiko Indonesia (CDS) Meningkat, Lelang Sukuk Sepi Peminat

Bisnis.com,19 Apr 2022, 18:11 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Ilustrasi Sukuk Negara Ritel./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan persepsi risiko di Indonesia menjadi sentimen utama yang membuat jumlah penawaran pada lelang surat berharga syariah negara (SBSN) hari ini rendah.

Head of Research & Market Information Department Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) Roby Rushandie mengatakan, kondisi pasar lelang sukuk hari ini dipengaruhi oleh ekspektasi risiko yang meningkat. Hal ini tercermin dari peningkatan indikator credit default swap atau CDS 5 tahun Indonesia.

Berdasarkan data worldgovernmentbonds.com, credit default swap (CDS) 5 tahun Indonesia per 19 April 2022 ada di level 100,59. Posisi tersebut mengindikasikan probabilitas default atau gagal bayar sebesar 1,68 persen.

Menurut Roby, kenaikan persepsi risiko ini didorong oleh sentimen tren kenaikan imbal hasil (yield) obligasi AS atau US Treasury dan ekspektasi pengetatan moneter The Fed yang lebih agresif.

“Faktor musiman menjelang lebaran diperkirakan juga berpengaruh dikarenakan adanya kebutuhan likuiditas di masyarakat untuk kebutuhan lebaran,” katanya saat dihubungi Bisnis, Selasa (19/4/2022).

Meski demikian, menurutnya prospek lelang sukuk pada kuartal II/2022 masih cukup baik. Ia mengatakan, sentimen yang akan mempengaruhi prospek lelang masih seputar normalisasi kebijakan moneter AS, perkembangan geopolitik Rusia dan Ukraina, serta pertumbuhan ekonomi domestik.

Berdasarkan siaran pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), pemerintah telah melakukan lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara.

Hasilnya, total penawaran yang masuk senilai Rp7,53 triliun untuk enam seri SBSN yang terdiri atas 1 surat perbendaharaan negara syariah (SPN-S) dan lima project based sukuk (PBS).

Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan hasil lelang edisi sebelumnya sebesar Rp18,1 triliun. Hasil lelang kali ini juga merupakan yang terendah sepanjang tahun 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini