Bisnis.com, JAKARTA — Asuransi syariah membukukan kinerja cemerlang pada awal tahun ini. Kendati demikian pekerjaan rumah besar menanti, karena pangsa pasar produk pengendali risiko berlabel halal ini masih terbilang kecil.
Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan kontribusi asuransi syariah pada awal tahun ini masih melaju dengan angka pertumbuhan mencapai 22,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai dengan Februari 2022, industri asuransi syariah membukukan kontribusi bruto senilai Rp4,34 triliun atau tumbuh 22,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,55 triliun. Pertumbuhan ini melanjutkan kinerja positif kontribusi bruto sepanjang 2021 yang tercatat tumbuh 36,54 persen yoy menjadi Rp23,69 triliun.