Bisnis.com, JAKARTA – Program Buy Now Pay Later (BNPL) mengalami kemajuan pesat di Indonesia dan berpotensi menjadi pendongkrak pendapatan baru. Hal ini laporan Deloitte dan Mambu, platform perbankan cloud.
Sebagai gambaran, BNPL merupakan opsi pembiayaan jangka pendek yang memungkinkan pelanggan membeli produk dan membayarnya belakangan, tanpa bunga atau dengan bunga rendah.
“Konsep BNPL lahir karena pandemi. Para pelanggan dewasa ini menuntut pengalaman belanja yang lebih terintegrasi dengan tingkat kenyamanan dan personalisasi yang lebih tinggi. Hal tersebut telah memunculkan peluang besar untuk opsi pembayaran digital baru,” tulis laporan tersebut, dikutip Rabu (20/4/2022).
Laporan ini hadir di tengah-tengah lonjakan permintaan akan layanan BNPL, dengan proyeksi pasar global senilai $3,98 triliun pada 2030 dengan pertumbuhan CAGR sebesar 45,7 persen,
Mengutip dari Laporan Business Wire, BNPL di Indonesia diperkirakan akan tumbuh sebesar 94,7 persen dan akan mencapai US$2,7 miliar pada 2022.
Dalam laporannya, disebutkan bahwa BNPL telah menjadi salah satu metode pembayaran paling populer di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Penggunaan metode ini diperkirakan akan terus tumbuh stabil dengan CAGR sebesar 44,4 persen dari tahun 2022-2028.
Data terbaru dari Deloitte menunjukkan bahwa lebih dari separuh konsumen, yakni sebanyak 56 persen menyebutkan kemudahan mencoba produk sebelum membeli sebagai faktor pendorong utama dalam menggunakan BNPL.
Sementara itu, faktor pertumbuhan lainnya antara lain peritel beramai-ramai menggunakannya karena peritel kecil ingin memetik manfaat BNPL, seperti peningkatan konversi penjualan dan nilai transaksi, serta meningkatnya penerimaan pasar selama pandemi.
Menurut data Worldpay, BNPL menyumbang 2,9 persen terhadap perdagangan online global pada 2020 dan diperkirakan akan mencapai 5,3 persen pada 2025.
Commercial Director, Mambu Asia Pasifik William Dale mengatakan BNPL mengalami kemajuan pesat di Indonesia dan langsung menjadi salah satu cara pembayaran barang dan jasa terpopuler di kalangan konsumen Indonesia.
“Berkat inovasi baru dalam industri ini, termasuk solusi BNPL untuk UMKM dan produk BNPL dengan kartu fisik yang memudahkan konsumen memanfaatkan BNPL di toko fisik sekaligus online, BNPL menjadi bidang yang menjanjikan potensi besar bagi dunia perbankan dan penyedia layanan keuangan serta bagi organisasi non-keuangan seperti peritel,” kata William.
Di sisi lain, Partner di Deloitte, João Caldeira mengungkapkan bahwa BNPL kini menjadi pendongkrak penjualan dan konversi utama bagi peritel dan penyedia perdagangan online.
Menurut Caldeira, tanpa menerapkan BNPL, peritel masih mencari-cari solusi keuangan yang melekat dengan bisnis inti yang dapat membantu mereka mendesain pengalaman BNPL cepat dan dengan biaya rendah.
“Intinya adalah, BNPL dapat menjadi pendongkrak pendapatan baru yang mampu menyediakan pembayaran angsuran yang lancar secara cepat pada momen di mana keputusan dapat mengubah suatu bisnis,” sambungnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel