AS, Kanada dan Inggris Pilih Walk Out, Begini Fokus Pertemuan Kedua FMCBG G20

Bisnis.com,21 Apr 2022, 06:16 WIB
Penulis: Maria Elena
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berbincang dengan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sebelum memimpin pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (17/2/2022).ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/POOL

Bisnis.com, JAKARTA - Pertemuan kedua Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Presidensi G20 Indonesia dihadiri oleh ke-20 negara anggota, termasuk Ukraina sebagai negara undangan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa pertemuan yang digelar di Washington ini merupakan situasi yang menantang karena masih berlanjutnya perang Rusia dan Ukraina dan dampaknya dirasakan oleh banyak negara.

Dalam pertemuan tersebut, negara anggota G20 menyatakan keprihatinan mereka atas krisis kemanusiaan, serta dampak ekonomi dan keuangan yang ditimbulkan dari perang.

“Anggota berbagi pandangan bahwa perang dan tindakan terkait telah dan akan terus menghambat proses pemulihan ekonomi global, meningkatkan kekhawatiran khusus tentang ketahanan pangan dan harga energi,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers, Kamis (21/4/2022).

Dalam hal ini, negara-negara yang rentan dan berpenghasilan rendah akan sangat terpengaruh karena mereka sudah menghadapi tantangan ruang fiskal yang terbatas dan kerentanan utang yang tinggi.

Negara anggota, kata Sri Mulyani, menggarisbawahi peran penting G20 sebagai forum utama untuk kerja sama ekonomi internasional, dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang beragam dan kompleks saat ini.

Negara anggota juga mendukung adaptasi agenda yang untuk mengatasi dampak ekonomi akibat perang, juga mempertahankan komitmen untuk mengatasi tantangan global yang sudah ada sebelumnya dan mendorong dunia kembali ke pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, inklusif, dan seimbang.

Perang saat ini, imbuhnya, telah membuat pertumbuhan dan pemulihan ekonomi global jauh lebih kompleks dan melemahkan upaya global dalam menangani pandemi, utang yang tinggi, dan adaptasi perubahan iklim.

Pertemuan ini juga menyoroti tekanan inflasi yang melonjak tinggi di banyak negara dan mendorong bank sentral untuk melakukan pengetatan likuiditas lebih cepat dari perkiraan.

Tingkat kebijakan yang lebih sulit akan menjadi fokus sejalan dengan komitmen negara G20 untuk mengkalibrasi kebijakan dengan baik, direncanakan dan dikomunikasikan dengan baik untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini