BTPN Syariah (BTPS) Tebar Dividen Rp475,6 Miliar, Setara Rp61 per Saham

Bisnis.com,21 Apr 2022, 15:28 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Logo BTPN Syariah.

Bisnis.com, JAKARTA — Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank BTPN Syariah Tbk. (BTPS) menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp61,75 per lembar saham, atau setara dengan Rp475,6 miliar. 

Selain itu, rapat juga menyetujui laba ditahan sebesar Rp969,4 miliar untuk mendukung usaha perseroan ke depan. Pembagian dividen ini tidak terlepas dari kinerja positif yang diraih Bank BTPN Syariah sepanjang tahun lalu. 

Menutup tahun 2021, emiten bank dengan kode saham BTPS ini mampu meningkatkan pembiayaan sebesar 10 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp10,4 triliun. Hal ini diiringi dengan kualitas pembiayaan yang sehat. 

Adapun, total aset BTPN Syariah tumbuh 13 persen yoy menjadi Rp18,5 triliun atau dari Rp16,4 triliun. Dana pihak ketiga juga mengalami kenaikan 12 persen yoy menjadi Rp11,0 triliun, dan laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp1,5 triliun. 

“Pertumbuhan pembiayaan bank dengan kualitas yang sehat dan terjaga adalah bukti dukungan kuat dari seluruh stakeholders yang telah turut terlibat bersama menjadi bagian dari BTPN Syariah, berkomitmen dalam memberdayakan keluarga prasejahtera produktif yang terus fokus kami lakukan,” tutur Direktur BTPN Syariah Arief Ismail, Kamis (21/4/2022). 

Selain mengesahkan dan menyetujui laporan keuangan, laporan tahunan dan laporan keberlanjutan untuk tahun buku 2021, RUPST juga menyetujui pengunduran diri Mahdi Syahbuddin sebagai dewan komisaris BTPN Syariah efektif pada 21 April 2022.

Di sisi lain, tidak terjadi perubahan dalam susunan anggota direksi maupun dewan pengawas syariah perseroan dalam RUPST. 

Pada 2022, Bank BTPN Syariah akn menguatkan sisi layanan digital perbankan. satu di antaranya dengan meluncurkan aplikasi dan mendirikan perusahaan modal ventura. 

Direktur Keuangan BTPN Syariah Fachmy Achmad mengatakan tahun 2021 adalah periode penguatan pondasi digital perusahaan. “2021 adalah pondasi digital. Tahun 2022 kami rolling out,” kata Fachmy di sela kunjungan ke Bali belum lama ini. 

Dia mengatakan implementasi layanan digital BTPS tidak hanya bisa mengikuti perkembangan tren. Hal ini menjadi alasan perseroan untuk tidak menerapkan digitalisasi kepada nasabah secepat bank lain. 

Sebagaimana diketahui, industri perbankan sudah gencar menerapkan digitalisasi kepada nasabah sejak beberapa tahun terakhir. Sejumlah bank bahkan sudah menjadi bank digital murni tanpa memiliki kantor cabang. 

Dia menjabarkan BTPS memiliki fokus bisnis menyalurkan pembiayaan ultra mikro dengan mengincar debitur yang berada di wilayah tier 3 dan tier 4. Tidak semua debitur tersebut memiliki akses telekomunikasi yang mumpuni untuk mendapatkan layanan digital.

Oleh sebab itu, tingkat literasi digital nasabah menjadi perhatian bagi Bank BTPN Syariah untuk mengembangkan layanan. 

Lebih lanjut, Fachmy menjelaskan bahwa perusahaan modal ventura yang akan didirikan akan memiliki perbedaaan. Perusahaan tersebut akan memiliki kemitraan yang lebih dalam. “Penyertaan modal ke partner, jadi kami memiliki kendali,” pungkasnya. 

Terkait hal tersebut, BTPS saat ini tengah menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Adapun dalam hal penguatan layanan digital, BTPN mengklaim telah memiliki kecukupan modal. Hal ini terlihat capital adequacy ratio (CAR) sebesar 58,1 persen per Desember 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini