IHSG Dibuka Terkoreksi Jelang Cuti Bersama Lebaran 2022

Bisnis.com,22 Apr 2022, 09:11 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka terkoreksipada perdagangan hari ini, Jumat (22/4/2022).

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.00 WIB IHSG dibuka melemah pada posisi 7.251,98 . IHSG sempat mencatatkan posisi terendah pada 7.237,45 beberapa saat setelah pembukaan

Tercatat, 149 saham menguat, 123 saham melemah dan 240 saham bergerak ditempat. Investor asing tercatat membukukan aksi net foreign buy Rp21,28 miliar.

Investor asing tercatat membeli saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar Rp8,3 miliar, atau yang terbanyak sejauh ini.

Menyusul dibelakangnya adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) senilai Rp8 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp5,3 miliar.

Sementara itu, saham PT WIR Asia Tbk (WIRG) dan PT Darma Henwa Tbk (DEWA) menjadi top loser teratas sejauh ini setelah terkoreksi masing-masing sebesar 6,8 persen dan 6,78 persen.

Tim Riset MNC Sekuritas menyebutkan IHSG belum mampu untuk menembus level resistance terdekat di 7.300. Posisi IHSG saat ini diperkirakan masih berada pada bagian dari wave [iv] di label hitam.

 “Ini berarti IHSG masih rawan untuk melanjutkan koreksinya menguji area support 7.146–7.170,” tulis Tim Riset MNC Sekuritas  dalam riset hariannya, Jumat (22/4/2022).

Namun, apabila IHSG mampu break dari 7.300, IHSG diperkirakan sedang membentuk wave v dari wave (c) dari wave [iii] di label merah, hal ini mengindikasikan IHSG masih berpeluang menguji kembali 7.355.

MNC Sekuritas memperkirakan gerak IHSG hari ini memiliki level support di 7.200, 7.146 dan level resistance di 7.300, 7.355.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengemukakan Indeks Dow Jones ditutup berbalik turun 1,05 persen pada perdagangan Kamis (21/4/2022) waktu setempat, seiring dengan kekhawatiran akan terjadinya stagflasi dan kembali naiknya imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun diatas level 2,90 persen.

 “Jika dikombinasikan dengan turunnya harga komoditas emas dan timah, maka berpotensi menjadi faktor negatif investor melakukan aksi profit taking dalam perdagangan Jumat ini,” kata Edwin dalam riset hariannya, Jumat (22/4/2022).

Di sisi lain, saham berbasis komoditas batu bara, minyak mentah, nikel, dan sawit diperkirakan menguat pada perdagangan hari ini, seiring dengan kenaikan harga. Harga batu bara dan minyak tercatat masing-masing naik 3,54 persen dan 1,43 persen. Sementara itu, harga nikel menguat 1,03 persen, dan minyak sawit mentah naik 0,28 persen.

Edwin juga mengutarakan bahwa investor mulai memikirkan untuk mengurangi bobot portofolio untuk minggu depan, akibat libur panjang perdagangan bursa menyambut Idulfitri.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini