Wapres Maruf Amin Harap Industri Pangan Halal Indonesia Diproduksi dari Hulu ke Hilir

Bisnis.com,23 Apr 2022, 16:54 WIB
Penulis: Akbar Evandio
Wakil Presiden Ma'ruf Amin di kediaman resmi wapres di Jakarta, Jumat (3/12/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menilai industri halal di bidang pangan memiliki potensi besar untuk dikembangkan, sebab Indonesia memiliki bahan baku pangan yang berlimpah dan beragam.

Menurutnya, seluruh bahan baku tersebut, baik dari hulu dan hilir, harus dapat diproduksi secara lokal untuk semakin memajukan industri pangan halal Indonesia.

“Saya terus mendorong supaya dilakukan riset dan inovasi ini. Ini supaya terus dikembangkan dan kita memiliki bahan baku yang banyak, yang kaya, yang harus bisa diproduksi dari hulu sampai ke hilir,” ujarnya lewat laman Wapres, Sabtu (23/4/2022).

Lebih lanjut, Ma’ruf menyampaikan, selain produksi secara lokal, pusat riset dan pengembangan juga dituntut untuk dapat menemukan substitusi produk impor yang selama ini masih kerap digunakan dalam pembuatan pangan halal.

“Riset tentang substitusi produk impor. Jadi ada bahan-bahan yang sudah mulai diproduksi itu, seperti gelatin yang biasanya turunan dari babi sekarang bisa dari rumput laut,” katanya.

Dia melanjutkan, nantinya bahan-bahan lain untuk menggantikan bahan yang non-halal menjadi halal termasuk rasa agar dapat diproduksi kemudian hari.

“Biasanya makanan itu kan harus ada semacam flavor (rasa). Itu ada yang halal dan ada yang tidak halal. Disini bisa dilakukan pembuatan produk-produk yang halal,” ujarnya.

Dari sisi kehati-hatian, Ma’ruf juga menekankan pentingnya deteksi terhadap unsur-unsur yang terkandung di dalam makanan yang dinilai non-halal.

“Jadi yang diragukan tinggal masuk lab bisa diuji. Ada yang melalui dagingnya, ada yang melalui aroma. Aromanya pun bisa dideteksi,” ujarnya.

Sementara untuk kemasan (packaging), Wapres memberikan apresiasi atas inovasi yang telah dibuat oleh pusat riset dalam mengemas produk UMKM dengan baik.

“Saya merasa bangga kita sudah bisa mengalengkan produk-produk masyarakat, UMKM, dari mulai gudeg, rawon, empal gentong. Jadi, produk masyarakat yang berkuah ternyata bisa diawetkan dan itu bisa tahan lama, sehingga ini dalam rangka mendukung UMKM,” katanya.

Wapres menyampaikan bahwa ke depan, produk pangan halal Indonesia diharapkan dapat semakin maju dan menembus pasar global. Penyebabnya, selain diminati oleh negara-negara muslim lainnya, produk pangan juga dicari oleh diaspora Indonesia yang tersebar di berbagai negara di dunia.

“Kita tidak hanya sampai untuk memenuhi kebutuhan nasional, tapi kita juga ingin justru mengarahkan ke ekspor,” jelas Wapres.

Sejalan dengan Wapres, Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Laksana Tri Handoko menyebut bahwa pusat riset yang pada hari ini diresmikan oleh Wapres memiliki dua target, yaitu terkait substitusi produk dan pendeteksian kandungan non-halal dalam sebuah produk.

“Jadi substitusi produk yang kurang atau diragukan kehalalannya itu diganti dengan produk-produk yang jelas-jelas halal, khususnya yang dari laut. Karena kita punya banyak laut, jadi rumput laut, dan juga singkong dan sebagainya,” tuturnya.

Kemudian, dia melanjutkan fokus selanjutnya adalah kemampuan untuk mendeteksi.

“Jadi kita mengembangkan kemampuan untuk mendeteksi kehalalan yang tadi juga sudah dilihat oleh Pak Wapres, baik itu melalui DNA-nya, dari sisi DNA, dari sisi aroma, dari sisi-sisi struktur proteinnya,” pungkas Handoko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Novita Sari Simamora
Terkini