Per Januari 2022, OJK Catat Aset BPD Terus Meningkat. Inikah Geliat Pemulihan?

Bisnis.com,24 Apr 2022, 10:25 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Warga melintas di depan ATM Gallery Bank DKI di Jakarta, Senin (8/6/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat laju pertumbuhan aset bank pembangunan daerah (BPD) mengalami peningkatan hingga Januari 2022.

Berdasarkan data yang dirilis OJK, per Januari 2022, total aset BPD telah mencapai Rp841,96 triliun. Aset tersebut naik 12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2021, yakni sebesar Rp753,07 triliun.

PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta atau Bank DKI, misalnya, mencatat total aset yang dimiliki sebesar Rp71,13 triliun atau tumbuh sebesar 27,7 persen yoy, dari periode Maret 2021 yang sebesar Rp55,68 triliun.

Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto, mengatakan membaiknya situasi pandemi Covid-19 telah mendorong pertumbuhan kinerja perseroan.

Pertumbuhan aset yang mencapai Rp71,13 triliun itu ditandai dengan penyaluran kredit Bank DKI yang mengalami pertumbuhan sebesar 13,7 persen menjadi Rp38,3 triliun.

“Pertumbuhan kredit tersebut ditopang oleh penyaluran kredit pada sektor UMK [usaha mikro dan kecil] yang meningkat sebesar 26,1 persen dari Rp1,4 triliun pada kuartal I/2021 menjadi Rp1,77 triliun pada kuartal I/2022,” ujar Romy dalam siaran pers, Jumat (22/4/2022).

Romy menuturkan Bank DKI akan terus mendorong pemberdayaan UMKM di Jakarta dan sekitarnya melalui penyaluran kredit dan pembiayaan kepada pedagang UMKM JakPreneur serta pedagang BUMD Pangan, seperti Perumda Pasar Jaya, Food Station, Dharma Jaya.

Lebih lanjut, segmen konsumer juga mengalami pertumbuhan secara tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 12,8 persen menjadi Rp15,3 triliun pada kuartal I/2022. Selanjutnya, untuk segmen komersial mencapai Rp14,45 triliun atau tumbuh 19,6 persen.

Adapun, pembiayaan di segmen syariah turut mengalami pertumbuhan sebesar 6,5 persen dari semula tercatat sebesar Rp5,94 triliun pada kuartal I/2021 menjadi Rp6,32 triliun pada periode yang sama tahun ini.

“Pertumbuhan kredit dan pembiayaan tersebut ditopang oleh peningkatan kapabilitas SDM di bidang kredit serta penyederhanaan proses bisnis melalui digitalisasi,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini