Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat telah terjadi pengurangan jumlah kantor perbankan menjadi 28.688 kantor pada Januari 2022, dari sebelumnya 30.176 kantor pada Januari 2021. Beberapa perbankan pun menyatakan akan menutup kantor cabang di tahun ini.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) misalnya, menargetkan untuk menutup 52 kantor cabang pada 2022. Beberapa cabang BMRI yang ditutup nantinya akan digabung dengan kantor cabang terdekat. Adapun, portofolio bisnis dan layanan akan tetap dijaga
Maraknya fenomena perbankan yang menutup kantor cabang di tahun ini pun juga dicermati oleh PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). BCA melihat bahwa masih terdapat layanan keuangan perbankan di kantor cabang yang belum dapat diganti secara digital.
Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn mengungkapkan sejumlah layanan tersebut di antaranya membangun relationship dan engagement dengan nasabah, khususnya pelayanan setoran tunai dan pinjaman dalam jumlah besar.
Tercatat, hingga akhir Maret 2022, BCA telah melayani sekitar 30 juta rekening nasabah dan memproses sekitar 60 juta transaksi setiap harinya, yang didukung oleh 1.241 kantor cabang, 18.050 ATM, serta layanan internet & mobile banking dan contact center Halo BCA yang dapat diakses 24 jam.
Hera menyatakan bahwa digitalisasi perbankan menjadi suatu keniscayaan saat ini. Emiten bersandi saham BBCA ini melihat bahwa digitalisasi terdapat dua sisi, yakni digitalisasi ke nasabah dan digitalisasi di lingkungan internal.
“Kami melakukan digitalisasi di internal untuk operasional perusahaan dalam ranah perbankan digital,” ujar Hera kepada Bisnis, Senin (25/4/2022).
Selain itu, BCA juga mencermati bahwa keberadaan kantor cabang, pelayanan oleh karyawan, dan digitalisasi harus berjalan beriringan.
“Karyawan merupakan pilar penting dalam memberikan layanan terbaik bagi nasabah terutama dalam menjaga loyalitas nasabah,” terangnya.
Menurut Hera, relationship antara bank dan nasabah sangat penting sehingga kantor cabang masih sangat dibutuhkan saat ini. Pasalnya, kata Hera, relasi nasabah tidak selalu bisa digantikan dengan digitalisasi, terutama nasabah non millennials yang terbiasa berhubungan dengan orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel