Status Gunung Anak Krakatau Siaga, BMKG: Waspada Potensi Tsunami!

Bisnis.com,26 Apr 2022, 15:27 WIB
Penulis: Rahmad Fauzan
Letusan Gunung Anak Krakatau terlihat dari foto udara yang diambil dari pesawat Cessna 208 B Grand Caravan milik Maskapai SusiAir di Selat Sunda, Minggu (23/12/2018). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Status Gunung Anak Krakatau (GAK) mengalami peningkatan dari waspada menjadi siaga (level III) setelah mengalami erupsi pada Senin (25/4). Masyarakat pun diminta waspada terhadap potensi tsunami.

Kepala Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita mengimbau masyarakat waspada terhadap potensi gelombang tsunami terutama pada malam hari.

"[Sebab], secara historis aktivitas GAK ini pernah menimbulkan tsunami," ujar Dwikorita dalam akun YouTube Info BMKG, Senin (25/4/2022).

Dia menambahkan untuk mengantisipasi terjadinya tsunami akibat peningkatan aktivitas GAK, BMKG bersama dengan PVMBG - Badan Geologi terus memonitor perkembangan aktivitas GAK dan muka air laut di Selat Sunda.

Dia juga meminta masyarakat untuk tidak terpancing dengan isu tidak bertanggung jawab, serta memastikan informasi hanya bersumber dari BMKG, PVMBG, dan BPBD setempat.

Peningkatan status Gunung Anak Krakatau perlu cukup dijadikan perhatian. Sebab, Selat Sunda yang merupakan lokasi gunung tersebut merupakan jalur yang digunakan untuk arus mudik dan balik Jawa - Sumatra.

Dilansir dari laman resmi PVMBG, Selasa (26/4), hasil pemantauan visual dan instrumental menunjukkan adanya kenaikan aktivitas yang semakin signifikan dan tingkat aktivitas G. Anak Kraktau dinaikkan dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III) terhitung sejak tanggal 24 April 2022, pukul 18.00 WIB.

Sehubungan dengan tingkat aktivitas G. Anak Krakatau berada pada LevelIII (Siaga), masyarakat / pengunjung / wisatawan / pendaki tidak diperbolehkan mendekati G. Krakatau dalam radius 5 km dari Kawah Aktif.

Berdasarkan data-data visual dan instrumental potensi bahaya dari aktivitas G. Anak Krakatau  saat ini adalah lontaran material pijar dalam radius 2km dari pusat erupsi namun kemungkinan lontaran akan menjangkau jarak yang lebih jauh, sedangkan sebaran abu vulkanik tergantung dari arah dan kecepatan angin dapat menjangkau kawasan yang lebih jauh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini