Duh! China Temukan Varian Baru Covid-19 BA.2.3, Lebih Menular?

Bisnis.com,26 Apr 2022, 17:00 WIB
Penulis: Rahmad Fauzan
Pekerja dengan alat pelindung diri (APD) duduk di kendaraan yang diubah menjadi stasiun pengujian Covid-19 seluler selama lockdown di Shanghai, China, Senin (25/4/2022). Shanghai menjadi pusat wabah Covid-19 terburuk di China setelah kejadian di Wuhan beberapa tahun lalu. Sebanyak 138 Jiwa dilaporkan meninggal dunia pada gelombang kali ini. Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Virus Corona atau Covid-19 varian baru ditemukan di daerah Yantai, Provinsi Shandong, China. Varian tersebut merupakan mutasi Omicron BA.2, yakni Omicron BA.2.3.

Melansir The Global Times, Selasa (26/4), sebanyak 16 kasus ditemukan di wilayah tersebut pada saat diumumkan otoritas kesehatan China dalam konferensi pers pada Senin (25/4).

"Varian baru ini terbukti lebih menular dengan masa inkubasi yang lebih singkat," tulis The Global Times seperti dikutip, Selasa (26/4/2022).

Namun, ahli imunologi yang berbasis di Guangzhou Zhuang Shilihe mengatakan kepada media tersebut bahwa varian baru itu tidak akan membuat banyak perubahan dalam upaya China melawan Covid-19.

Menurut hasil sekuensing global gen Covid-19, Omicron BA.2.3 dilaporkan telah terdeteksi sebanyak 49.000 sekuens di seluruh dunia, atau terhitung sebanyak 6,2 persen dari seluruh strain yang ada.

Menurut Shilihe, kemungkinan besar kasus tersebut datang dari luar China. Dia mengatakan sebagian besar kasus tersebut sebelumnya ditemukan di Eropa.

Lockdown Diperketat

Sementara itu, lockdown di Shanghai China semakin ketat akibat terjadi ledakan kasus Covid-19. Pemerintah China memasang pagar penghalang setinggi 2 meter di beberapa distrik di kota Shanghai.

Pemasangan pagar penghalang bertujuan untuk memblokir jalan dan pintu masuk pada sejumlah kompleks apartemen. Kebijakan tersebut diberlakukan setelah angka kasus kematian akibat Covid-19 di kota tersebut mencapai angka tertinggi sejak lockdown.

Pemasangan pagar tersebut merupakan salah satu langkah dari upaya Zero Covid-19 yang terus digalakan oleh pemerintah China. Dilansir dari Time, Minggu (24/4), strategi itu disebut sebagai langkah terbaik yang dapat diambil negara tersebut, mengingat tingkat vaksinasi yang terbilang rendah pada usia 60 tahun ke atas dan varian Omicron yang terus menyebabkan banyak kematian.

China melaporkan 21.796 kasus baru pada Minggu, 24 April 2022 dengan sebagian besar kasus tanpa gejala terjadi di kota Shanghai. Di sisi lain, terdapat sejumlah kota dan provinsi yang telah memberlakukan beberapa versi lockdown lainnya, dalam upaya untuk memperlambat penyebaran Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini